MENGENING – Empat jenazah korban musibah longsor di Banjar Dinas Sangker, Desa Mengening, Rabu (30/1) siang dikuburkan di Setra Desa Pakraman Mengening.
Suasana haru pun pun pecah saat jenazah satu keluarga korban diiring ke setra atau kuburan.
Para jenazah yakni Ketut Budikaca, 33; sang istri Luh Sentiani, 27; serta kedua orang anaknya Luh Putu Rikasih, 9, dan Kadek Sutama, 5; itu diarak menuju area setra oleh tetangga dan kerabat yang berjarak 6 km dari rumah duka dengan menggunakan kendaraan terbuka.
Sampai di Setra Mengening, jenazah para korban diletakkan di samping liang lahat yang telah disiapkan.
Jenazah Ketut Budikaca dikubur paling timur. Di sebelahnya jenazah istrinya, Luh Sentiani. Sementara paling barat jenazah Luh Putu Rikasih. Khusus jenazah Kadek Sutama, dimakamkan di Setra Alit Mengening. Jaraknya hanya lima meter dari kuburan orang tua serta kakaknya.
“Anak yang paling kecil memang dikubur di tempat terpisah. Sesuai dresta, yang masih gigi susu harus dikubur di setra alit,” jelas Pemangku Pura Merajapati Mengening Jro Mangku Ketut Sukrada.
Menurut Sukrada jenazah para korban juga tidak boleh dibakar.
Sesuai dengan adat setempat, warga yang meninggal hanya boleh dikubur. Selanjutnya proses pengabenan akan mengikuti jadwal ngaben massal. Rencananya ngaben massal akan diselenggarakan pada tahun 2021 mendatang.
“Pemakamannya sudah selesai seperti ini. Cukup pakai banten punjung. Besok tinggal keluarga bawa sesajen ke kuburan. Setelah itu tanah kuburannya dibawa ke Tegal Suci. Nah dua hari lagi, bawa sesajennya cukup sampai Tegal Suci. Itu dilakukan 12 hari berturut-turut,” jelasnya.