DENPASAR – Aksi demonstrasi menuntut pencabutan remisi terhadap pembunuh jurnalis Radar Bali I Nyoman Susrama diwarnai aksi teatrikal.
Aksi teatrikal ini dilakukan oleh empat peserta aksi. Ke empat peserta aksi membagi peran masing-masing.
Satu orang berperan sebagai korban AA Prabangsa, satu orang berperan sebagai Susrama, dan dua orang lain berperan sebagai preman suruhan Susrama.
Dalam aksi teatrikal tersebut para pemeran menggambarkan dari awal pokok masalah sehingga AA Prabangsa dianggap masalah oleh Susrama karena menulis berita terkait dugaan korupsi dan penyelewengan yang dilakukan Susrama.
Hingga akhirnya pemberitaan yang ditulis Prabangsa itu dianggap sebagai masalah oleh Susrama. Puncaknya, Prabangsa dieksekusi. Aksi teatrikal ini berlangsung sekitar lima menit.
Meski aksi sempat berhenti sejenak saat karena Salat Jumat, aksi kemudian berlanjut. Kakanwilkumham Bali Sutrisno mengaku dirinya selalu siap jika diperlukan oleh kawan-kawan jurnalis jika ingin berdialog lebih lanjut terkait masalah ini.
“Jangan segan-segan kalau mau ke sini. Saya terbuka untuk siapa saja yang mau datang ke sini,” kata Sutrisno.
Dia juga menjelaskan telah menunjukkan sejumlah dokumen rahasia penting terkait remisi Susrama kepada perwakilan aksi.
“Apa yang kawan-kawan kehendaki lewat perwakilan tadi sudah saya sampaikan,” tandasnya. Setelah beberapa lama, aksi demonstrasi ini pun berakhir sekitar pukul 12.00 dengan aman.