SINGARAJA – Para seniman di Padepokan Seni Dwi Mekar, menyambangi sejumlah seniman tua di Kabupaten Buleleng.
Mereka sungkem kepada para senior, sekaligus meminta restu agar dapat menghasilkan karya terbaik bagi Buleleng.
Sejumlah seniman yang didatangi adalah seniman karawitan Putu Sumiasa serta seniman tari Luh Srining di Desa Kedis.
Selain itu, seniman tari Luh Menek yang tinggal di Desa Tejakula serta seniman karawitan Ketut Kranca di Desa Jagaraga juga sempat disambangi.
Para seniman di Padepokan Seni Dwi Mekar bukan hanya sekadar bercengkrama dan bertukar pikiran soal seni tradisi di Bali. Para seniman senior juga diberikan bingkisan berupa sembako serta tali asih.
Koordinator Padepkan Seni Dwi Mekar Gede Pande Satria Kusuma Yuda mengatakan, pihaknya sengaja menemui para seniman dalam rangkaian hari jadi padepokan yang ke-28.
Menurut pria yang akrab disapa Olit itu, seniman-seniman tua tersebut sangat berjasa dalam perkembangan kesenian di Bali Utara.
“Beliau-beliau itu bukan hanya memberkan ilmu dalam bidang berkesenian, tapi juga memberikan pengaruh yang cukup besar.
Bahkan sampai saat ini, pengaruhnya masih sangat terasa. Karya-karya beliau juga sangat dikagumi,” kata Olit.
Selain itu, jelas Olit, road show ke seniman-seniman senior itu sekaligus menjalankan pesan mendiang ayahnya, Nyoman Durpa. Yakni agar seniman-seniman muda tak melupakan jasa-jasa para seniman senior.
Sementara itu salah seorang seniman, Luh Menek mengatakan, dirinya sangat berterima kasih dengan perhatian yang diberikan para seniman muda di Padepokan Dwi Mekar.
Ia berharap seniman-seniman muda bisa terus melestarikan seni tradisi di Pulau Bali. Bahkan bila memungkinkan menciptakan karya-karya baru yang menimbulkan pengaruh bagi masyarakat luas.