SEMARAPURA– Lama dan sulitnya proses pembersihan material longsor di sungai Celagi, Desa Tihingan, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung membuat pemerintah menempuh cara lain.
Meski sempat melibatkan ratusan warga dan alat berat, namun proses pembersihan material longsor tak kunjung selesai.
Untuk itu, pihak Pemkab Klungkung melalui Wakil Bupati Klungkung, I Made Kasta yang ikut terlibat dan memantau prosesi pembersihan material langsung menempuh upaya niskala.
Pantauan Jawa Pos Bali, upaya niskala yang ditempuh Wagub Kasta, itu yakni dengan memohon petunjuk niskala dengan sarana sesajen yang dihaturkan di ujung saluran irigasi berupa terowongan.
Atas petunjuk yang didapat, Wabup yang juga penekun spiritual ini meminta anggota subak agar membuat pelinggih atau tempat pemujaan yang dibangun di sekitar terowongan saluran irigasi tersebut.
“Upaya niskala juga kami tempuh untuk memohon petunjuk agar air segera bisa mengalir,” ujarnya.
Sementara itu, Kelian Subak Penasan, Komang Artana mengungkapkan jika sungai Celagi tidak kunjung bersih dari material longsor, panen padi di Subak Penasan dipastikan tidak akan maksimal bahkan terancam gagal panen.
Mengingat sungai Celagi sebagai jaringan primer atau satu-satunya sumber saluran air yang mengairi sekitar 143 hektare sawah di Subak Penasan. “Kalau dibiarkan semakin lama akan semakin besar kerugian kami,” katanya.
Pihaknya menambahkan, sekitar 60 hektare sawah di Subak Penasan saat ini memasuki masa tanam efektif.
Sejak terjadinya longsor, anggota Subak Penasan sudah melakukan upaya pembersihan secara manual tetapi belum membuahkan hasil. Dengan bantuan dari pemerintah, pihaknya berharap material longsor ini cepat tertangani.
“Mudah-mudahan cepat penanganannya agar subak kami tidak menjadi lahan tidur,” tandasnya