BANJAR – Sejumlah pedagang di Pasar Banjar, mengeluhkan kondisi pasar yang kini sepi.
Masih beroperasinya pasar lama yang terletak di jantung Desa Banjar, diduga menjadi penyebab sepinya pembeli di pasar.
Padahal pemerintah telah melakukan revitalisasi sekaligus relokasi bagi para pedagang di pasar lama.
Data di Perusahaan Daerah (PD) Pasar Buleleng, saat ini ada 243 orang pedagang yang tercatat dalam register PD Pasar.
Jumlah itu belum termasuk pedagang musiman yang sewaktu-waktu masuk dalam areal pasar.
Saat Wakil Bupati Buleleng dr. Nyoman Sutjidra berkunjung ke Pasar Banjar pagi kemarin (12/2), momen itu dimanfaatkan pedagang menyampaikan keluh kesah.
Salah satunya Ida Ayu Sulasmini. Ia mengaku kondisi pasar usai direlokasi, cenderung sepi pembeli.
“Sepi pengunjungnya di sini. Pasar lama masih aktif. Makanya pedagang sini sering protes,” keluhnya.
Mendengar keluhan tersebut, Wabup Sutjidra langsung berkoordinasi dengan Kelian Desa Pakraman Banjar Ida Bagus Kosala yang saat itu juga ada di pasar banjar.
Sutjidra menegaskan, pemerintah akan menangani masalah tersebut bersama dengan prajuru di desa pakraman.
“Dari desa pakraman akan buat awig. Biar pedagang tidak ada lagi yang berjualan di pasar lama. Jadi pasar yang baru ini bisa dimaksimalkan pedagang dan pembeli,” ujar Sutjidra.
Kelian Desa Pakraman Banjar Ida Bagus Kosala secara terpisah mengaku dirinya sudah berkali-kali melakukan pendekatan persuasif dengan para pedagang.
Bahkan dirinya sudah pernah menggandeng aparat trantib di Kecamatan Banjar, agar pedagang jera. Namun masih ada saja pedagang yang berjualan di pasar lama.
Solusinya, ia akan membuat perarem yang melarang aktifitas berjualan di sekitar Pasar Banjar.
“Kami segera susun perarem, sehingga adat bisa menindak pedagang membandel yang ngotot berjualan di pasar lama,” tukas Kosala.