32.7 C
Jakarta
22 November 2024, 16:20 PM WIB

Harga Membaik, Animo Masyarakat Bali Beternak Babi Meningkat

MANGUPURA– Beternak babi menjadi peluang bagi masyarakat menambah pendapatan keluarga.

Sebagai catatan, hingga Desember 2018, tercatat 70.356 ekor babi yang dipelihara masyarakat Badung, baik berkelompok maupun pribadi.

Berdasar data Dinas Pertanian dan Pangan Badung, jumlah babi yang diternak mengalami peningkatan, walau tidak banyak.

Pada 2017 lalu, hewan yang lekat dengan sarana upakara serta kuliner masyarakat Bali ini, jumlahnya tercatat 70. 117. Dengan demikian, meningkat sekitar 0,03 persen tahun 2018. 

Dari jumlah tersebut, yang mengalami peningkatan signifikan adalah jenis babi Bali. Pada 2017, jumlahnya hanya 1.740 menjadi 3.082 pada 2018 atau meningkat 77,1 persen.

Selanjutnya babi Saddleback pada 2017 berjumlah 7. 997 meningkat menjadi 8. 938 ekor pada 2018 atau setara 11,8 persen.

Sementara babi jenis Landrace justru menurun dari 60. 380 pada 2017 menjadi 58.336 ekor pada 2018 atau setara 3,4 persen.

“Secara umum, jumlah babi yang di ternak masyarakat naik, walau tipis,” jelas  Plt Kadis Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung, Putu Oka Swadiana.

Birokrat yang juga Kepala Dinas Perikanan menjelaskan,  babi memang menjadi salah satu fokus peternakan di “Gumi Keris”.

Hal ini cukup dimaklumi mengingat daging babi cukup digemari masyarakat Bali, khususnya Badung. “Ini tak terlepas dari babi merupakan salah satu sarana dalam upacara agama

atau kegiatan adat di Bali. Misalnya dalam ritual tertentu atau kegiatan-kegiatan adat lainnya, babi menjadi salah satu sarana penting.

Demikian pula kebutuhan dari sektor kuliner, khususnya babi guling dan babi genyol yang cukup terkenal di Badung,” jelasnya.

Yang jelas, meningkatnya populasi babi karena animo masyarakat untuk beternak juga kian meningkat. Beternak babi seolah menjadi tabungan bagi masyarakat.

Pasalnya saat hari raya, khususnya Galungan dan Kuningan yang dirayakan dua kali dalam setahun, babi-babi ini bisa dijual.

“Setidaknya tiap momen Galungan dan Kuningan, ada 2.000 ekor babi yang disembelih. Termasuk pula karena pemeliharaan babi tak begitu sulit dan sangat minim penyakit,” pungkasnya. 

MANGUPURA– Beternak babi menjadi peluang bagi masyarakat menambah pendapatan keluarga.

Sebagai catatan, hingga Desember 2018, tercatat 70.356 ekor babi yang dipelihara masyarakat Badung, baik berkelompok maupun pribadi.

Berdasar data Dinas Pertanian dan Pangan Badung, jumlah babi yang diternak mengalami peningkatan, walau tidak banyak.

Pada 2017 lalu, hewan yang lekat dengan sarana upakara serta kuliner masyarakat Bali ini, jumlahnya tercatat 70. 117. Dengan demikian, meningkat sekitar 0,03 persen tahun 2018. 

Dari jumlah tersebut, yang mengalami peningkatan signifikan adalah jenis babi Bali. Pada 2017, jumlahnya hanya 1.740 menjadi 3.082 pada 2018 atau meningkat 77,1 persen.

Selanjutnya babi Saddleback pada 2017 berjumlah 7. 997 meningkat menjadi 8. 938 ekor pada 2018 atau setara 11,8 persen.

Sementara babi jenis Landrace justru menurun dari 60. 380 pada 2017 menjadi 58.336 ekor pada 2018 atau setara 3,4 persen.

“Secara umum, jumlah babi yang di ternak masyarakat naik, walau tipis,” jelas  Plt Kadis Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung, Putu Oka Swadiana.

Birokrat yang juga Kepala Dinas Perikanan menjelaskan,  babi memang menjadi salah satu fokus peternakan di “Gumi Keris”.

Hal ini cukup dimaklumi mengingat daging babi cukup digemari masyarakat Bali, khususnya Badung. “Ini tak terlepas dari babi merupakan salah satu sarana dalam upacara agama

atau kegiatan adat di Bali. Misalnya dalam ritual tertentu atau kegiatan-kegiatan adat lainnya, babi menjadi salah satu sarana penting.

Demikian pula kebutuhan dari sektor kuliner, khususnya babi guling dan babi genyol yang cukup terkenal di Badung,” jelasnya.

Yang jelas, meningkatnya populasi babi karena animo masyarakat untuk beternak juga kian meningkat. Beternak babi seolah menjadi tabungan bagi masyarakat.

Pasalnya saat hari raya, khususnya Galungan dan Kuningan yang dirayakan dua kali dalam setahun, babi-babi ini bisa dijual.

“Setidaknya tiap momen Galungan dan Kuningan, ada 2.000 ekor babi yang disembelih. Termasuk pula karena pemeliharaan babi tak begitu sulit dan sangat minim penyakit,” pungkasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/