RadarBali.com – Kartunis Jango Pramartha dijadwalkan jadi narasumber dalam workshop sekaligus dialog serangkaian pameran Kartun GM Sudarta 50 Tahun Kesaksian Oom Pasikom di Bentara Bali Budaya (BBB).
Kepada Jawa Pos Radar Bali, Selasa (5/9) kemarin, Jango menyebut workshop dan dialog kali ini mengetengahkan tajuk “Ikonik Dunia Kartun Indonesia”.
“Akan dibincangkan sejarah panjang dunia kartun Indonesia, terutama sosok ikonik kartun Indonesia yang sohor dan diterbitkan di media massa,” ucap Jango.
Di antara karya-karya yang jadi bahasan adalah Oom Pasikom (karya GM Sudarta), Wayang Mbeling (Gunawan Pranyoto), Panji Koming (Dwi Kundoro), dan Si Keong (Pramono R. Pramoedjo).
Termasuk pula sosok ikonik buah karya kartunis Bali, semisal: Si Gug (Jango Pramartha), Sangut Delem (Gus Martin), Bang Nus (Cece Riberu), Brewok (Gun Gun), Mr. Bali (Surya Dharma), dan Si Sompret (Wayan Sadha).
Menurut Jango, tokoh-tokoh rekaan yang menjadi ikonik dunia kartun itu, terbukti bukan hanya menunjukkan capaian seni rupa penciptanya, melainkan juga mencerminkan kecerdasan, sikap kritis, serta idealisme para kartunis tersebut.
Pendiri majalah kartun Bog Bog mengaku akan berbagi pengalaman dan pemahaman seputar sosok-sosok ikonik dunia kartun Indonesia, berikut proses cipta dan latar sosial kultural kelahirannya.
Tak ketinggalan proses kreatif para kreatornya. Didialogkan pula tantangan dan peluang dunia kartun Indonesia kini serta mendatang di tengah serbuan komik-komik asing dari Jepang, dan Perancis.
Workshop dan dialog ini patut disimak. Bagaimana tidak, kartun karya Jango Pramartha pernah menjadi kajian studi di Murdoch University dan London Metropolitan University.
Ia juga diundang Murdoch University sebagai pembicara sekaligus berpameran dalam rangka Pameran Asia Research Centre pada 1994.
Pameran bertema Bali Sing Ken-Ken itu kemudian dilakukan di Sydney, Melbourne, Selandia Baru, Amsterdam, dan Paris.
Secara rutin, Murdoch University dan London Metropolitan University juga berlangganan Bog-Bog, majalah kartun karya Jango dan teman-temannya di Bali.
Pada 2003, majalah itu meraih penghargaan MURI sebagai majalah kartun pertama di Indonesia yang berbahasa Inggris dan berlatar belakang budaya Bali.