30.2 C
Jakarta
30 April 2024, 22:53 PM WIB

Gelar Piodalan, Undang Ida Mas Dalem Segara, Kirim Pesan Menyentuh

KUTA – The One Legian gelar piodalan pada Purnama Kesanga, Selasa lalu (19/2) sebagai wujud terima kasih kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas nikmat dan karunia- Nya. Serta, jalankan adat sekala niskala.

Rangkaian acara piodalan dimulai dari mebat, lomba gebogan, dan peragaan busana adat ke pura dan diikuti enam departemen.

Acara kemudian dilanjutkan, Tari Rejang, persembahan staf The One Legian. Ini sebagai simbol tarian selamat datang kepada Tuhan dan manifestasi Dewa- Dewi.

Sebelum puncak acara, makan siang bersama undangan, dharma wacana oleh Ida Mas Dalem Segara, sekaligus pemuput upacara ini.

General Manager The One Legian Eka Pertama mengatakan, kehadiran Ida Mas Dalem Segara menjadi daya tarik sendiri bagi karyawan The One Legian.

Sebab, merupakan sosok inspiratif. Karena berhasil membuktikan diri di usia muda bukan masalah baginya menjadi orang yang disucikan.

Terbukti, dengan ketetapan hati dan rasa ikhlas, Ida Mas Dalem Segara, dapat membuktikan dirinya mampu menjadi sulinggih yang sujati di usia 23 tahun.

Sejalan dengan pengalaman hidupnya, pada dharma wacana ini, Ida Mas Dalem Segara membawakan tema; Bekerja Ikhlas dari Hati.

Pria yang mengaku begitu mencintai Bali ini, memaparkan, bagaimana beratnya harus menjalankan takdir menjadi sulinggih.

Baginya, menjadi sulinggih bukan perkara mudah. Butuh komitmen, tanggung jawab, serta rasa tulus beryadnya.

Prinsip ngayah, baginya sangat vital dalam menjalankan perannya sebagai sulinggih. ’’Sulinggih itu, secara logika artinya seorang pangayah. Ngayah kepada Sang Pencipta, dan ngayah, mengabdi, dan melayani masyarakat,’’ ungkapnya.

Maka, disampaikan; coba relasikan dengan pekerjaan bahwa, di manapun dan apapun pekerjaannya, harus dilakukan tulus ikhlas dan bertanggung jawab.

Rasa berat dalam melakukan pekerjaan, tentu ada. Seringkali datang, tanpa disadari. Namun, harus ada target atau satu keinginan besar dalam diri yang dapat memacu setiap insan menjadi pribadi yang mampu menepis segala perasaan negatif.

Bahkan, anggapan orang lain sekalipun yang mengecilkan setiap manusia. Eka Pertama menyampaikan, selain upacara ini sebagai ungkapan rasa syukur atas kesuksesan masa lalu, juga masa kini, dan untuk masa depan.

Dharma wacana Ida Mas Dalem Segara juga diharapkan menginspirasi para karyawan The One Legian yang didominasi kaum millennial.

Sehingga, terus giat, serta mencintai apa yang saat ini mereka lakukan. Bukan hanya dalam pekerjaan di area hotel, namun juga dalam kehidupan sehari-hari.

’’Atas nama The One Legian, kami sangat mengapresiasi kedatangan Ida Mas Dalem Segara yang sangat low profile. Telah berkenan memberikan arahan, serta bimbingan mengenai upacara piodalan kali ini,’’ pungkas Eka Pertama. (rba/djo)

KUTA – The One Legian gelar piodalan pada Purnama Kesanga, Selasa lalu (19/2) sebagai wujud terima kasih kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas nikmat dan karunia- Nya. Serta, jalankan adat sekala niskala.

Rangkaian acara piodalan dimulai dari mebat, lomba gebogan, dan peragaan busana adat ke pura dan diikuti enam departemen.

Acara kemudian dilanjutkan, Tari Rejang, persembahan staf The One Legian. Ini sebagai simbol tarian selamat datang kepada Tuhan dan manifestasi Dewa- Dewi.

Sebelum puncak acara, makan siang bersama undangan, dharma wacana oleh Ida Mas Dalem Segara, sekaligus pemuput upacara ini.

General Manager The One Legian Eka Pertama mengatakan, kehadiran Ida Mas Dalem Segara menjadi daya tarik sendiri bagi karyawan The One Legian.

Sebab, merupakan sosok inspiratif. Karena berhasil membuktikan diri di usia muda bukan masalah baginya menjadi orang yang disucikan.

Terbukti, dengan ketetapan hati dan rasa ikhlas, Ida Mas Dalem Segara, dapat membuktikan dirinya mampu menjadi sulinggih yang sujati di usia 23 tahun.

Sejalan dengan pengalaman hidupnya, pada dharma wacana ini, Ida Mas Dalem Segara membawakan tema; Bekerja Ikhlas dari Hati.

Pria yang mengaku begitu mencintai Bali ini, memaparkan, bagaimana beratnya harus menjalankan takdir menjadi sulinggih.

Baginya, menjadi sulinggih bukan perkara mudah. Butuh komitmen, tanggung jawab, serta rasa tulus beryadnya.

Prinsip ngayah, baginya sangat vital dalam menjalankan perannya sebagai sulinggih. ’’Sulinggih itu, secara logika artinya seorang pangayah. Ngayah kepada Sang Pencipta, dan ngayah, mengabdi, dan melayani masyarakat,’’ ungkapnya.

Maka, disampaikan; coba relasikan dengan pekerjaan bahwa, di manapun dan apapun pekerjaannya, harus dilakukan tulus ikhlas dan bertanggung jawab.

Rasa berat dalam melakukan pekerjaan, tentu ada. Seringkali datang, tanpa disadari. Namun, harus ada target atau satu keinginan besar dalam diri yang dapat memacu setiap insan menjadi pribadi yang mampu menepis segala perasaan negatif.

Bahkan, anggapan orang lain sekalipun yang mengecilkan setiap manusia. Eka Pertama menyampaikan, selain upacara ini sebagai ungkapan rasa syukur atas kesuksesan masa lalu, juga masa kini, dan untuk masa depan.

Dharma wacana Ida Mas Dalem Segara juga diharapkan menginspirasi para karyawan The One Legian yang didominasi kaum millennial.

Sehingga, terus giat, serta mencintai apa yang saat ini mereka lakukan. Bukan hanya dalam pekerjaan di area hotel, namun juga dalam kehidupan sehari-hari.

’’Atas nama The One Legian, kami sangat mengapresiasi kedatangan Ida Mas Dalem Segara yang sangat low profile. Telah berkenan memberikan arahan, serta bimbingan mengenai upacara piodalan kali ini,’’ pungkas Eka Pertama. (rba/djo)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/