RadarBali.com – Diam-diam penglingsir Puri Ubud, Tjokorda Artha Ardhana Sukawati masih menyimpan harapan besar tampil dalam pilgub 2018.
Pria yang tenar dengan panggilan Cok Ace itu bahkan cukup pede alias percaya diri bisa mendapat rekomendasi mendampingi Wayan Koster.
Keyakinan Cok Ace itu dilatarbelakangi pertemuan dengan pengurus DPP PDI Perjuangan belum lama ini.
Selain itu, Cok Ace juga sudah mengikuti tes kelayakan dan kepatutanan bakal cagub/cawagub yang digelar DPP PDIP.
Kepada awak media, Cok Ace menyatakan, dari pertemuan itu dipastikan tetap ada peluang untuk maju sebagai cawagub.
“Kami tetap berjuang dan tidak pernah kendor,” ujar Cok Ace di DPRD Bali usai menghadiri undangan rapat pansus ranperda sapi Bali, kemarin (6/9).
Mengenai informasi kepastian rekomendasi akan diturunkan oleh DPP Partai PDI Perjuangan, Cok Ace memperkirakan rekomendasi akan keluar pada September ini.
Pihaknya berharap DPP mengeluarkan rekomendasi yang pertama dan Bali pertama mengumumkannya.
Menurutnya, partai memiliki pilihan yang terbaik, siapa yang akan ditonjolkan dan semua itu adalah pengabdian dan tidak untuk dipertentangkan.
Demikian juga dengan dukungan Puri Ubud terhadap dirinya. Katanya, masyarakat Bali nantinya yang akan memiliki pilihan tersendiri.
“Mereka bisa melihat pengalaman, pengabdian saya dan track rekord saya selama ini,” paparnya. Mantan orang nomor satu di Gumi Seni, Gianyar, itu mengaku sudah lama bersahabat dengan orang-orang PDIP.
Dirinya juga cukup intensif melakukan komunikasi dengan Koster dan jajaran kader PDIP. Namun, untuk rekomendasi dirinya tetap memasrahkan pada partai.
“Dalam organisasi partai ada mekanisme dan dipastikan akan diambil keputusan yang terbaik,” imbuh pria berkumis tebal itu.
Cok Ace mengatakan, sejak awal akan ditandemkan dengan Wayan Koster, sudah memiliki keyakinan mendapat rekomendasi.
“Kami terus komunikasi, sehingga ada keyakinan (mendapat rekomendasi). Sebagai orang memang seharusnya memiliki keyakinan,” imbuhnya diplomatis.
Walau begitu, Cok Ace sempat bertanya-tanya pada diri sendiri, dipakai PDIP atau tidak. Dia belum berani meyakini akan dipakai karena waktu masih jauh.
Namun, dia berprinsip konsisten terhadap dinamikan yang terjadi. “Kita tidak tahu, karena temen baikpun bisa menjadi temen jelek,” tukas ketua PHRI Bali itu.