28.1 C
Jakarta
22 November 2024, 18:04 PM WIB

Halusinasi Dicari Banyak Orang, Stres, Warga Pupuan Tewas Bunuh Diri

TABANAN – Depresi berat membutuhkan penyelesaian. Jangan dibiarkan karena berpotensi merugikan diri sendiri dan orang lain.

Diduga karena stres berat, I Putu Jayadi, 35, warga Banjar Dinas Kebon Kaja, Desa Kebonpadangan, Pupuan, Tabanan, Kamis (28/2) pagi 06.15 Wita ditemukan tewas gantung.

Korban mengakhiri hidupnya di bawah cabang pohon mangga yang berdiri di sebelah selatan sanggah dadia di banjar dinas setempat.

Menurut informasi, sebelum ditemukan tewas bunuh diri, Rabu (27/2) pagi pukul 10.00, korban menghubungi ayahnya, Wayan Sudnya.

Kepada ayahnya, korban mengaku dicari banyak orang. “Tapi, siapa orangnya tidak jelas. Hanya bilang dicari orang banyak,” kata sumber kepolisian.

Sudnya kemudian mengajak anaknya lapor polisi. Setiba di Polsek Pupuan, korban langsung dimintai keterangan penyidik.

Namun, antara pertanyaan dengan jawaban tidak nyambung. Aparat Polsek kemudian menyarankan Sudnya mengajak anaknya ke psikiater atau dokter jiwa.

Setelah diberi saran polisi, korban kemudian diajak pulang. Karena tidak ada biaya, Sudnya membiarkan anaknya seperti itu. Meski begitu, korban terus diawasi.

Rabu malam korban diajak tidur bersama orangtuanya. Namun, korban tidak mau. Korban memilih tidur sendiri di dapur.

Sekitar pukul 04.30, bapak korban menengok ke dapur, tapi di dapur tidak ada. Dia lalu mencari. Akhirnya, korban ditemukan gantung diri pukul 06.00 oleh saksi Ni Luh Wardani.

Oleh tim medis dan kepolisian Polsek Pupuan, korban langsung diperiksa. Hasilnya, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan ditubuh korban.

“Keluarga menerima kepergian almarhum. Keluarga menilai murni gantung diri dan menerima kejadian ini dengan ikhlas,” paparnya.

TABANAN – Depresi berat membutuhkan penyelesaian. Jangan dibiarkan karena berpotensi merugikan diri sendiri dan orang lain.

Diduga karena stres berat, I Putu Jayadi, 35, warga Banjar Dinas Kebon Kaja, Desa Kebonpadangan, Pupuan, Tabanan, Kamis (28/2) pagi 06.15 Wita ditemukan tewas gantung.

Korban mengakhiri hidupnya di bawah cabang pohon mangga yang berdiri di sebelah selatan sanggah dadia di banjar dinas setempat.

Menurut informasi, sebelum ditemukan tewas bunuh diri, Rabu (27/2) pagi pukul 10.00, korban menghubungi ayahnya, Wayan Sudnya.

Kepada ayahnya, korban mengaku dicari banyak orang. “Tapi, siapa orangnya tidak jelas. Hanya bilang dicari orang banyak,” kata sumber kepolisian.

Sudnya kemudian mengajak anaknya lapor polisi. Setiba di Polsek Pupuan, korban langsung dimintai keterangan penyidik.

Namun, antara pertanyaan dengan jawaban tidak nyambung. Aparat Polsek kemudian menyarankan Sudnya mengajak anaknya ke psikiater atau dokter jiwa.

Setelah diberi saran polisi, korban kemudian diajak pulang. Karena tidak ada biaya, Sudnya membiarkan anaknya seperti itu. Meski begitu, korban terus diawasi.

Rabu malam korban diajak tidur bersama orangtuanya. Namun, korban tidak mau. Korban memilih tidur sendiri di dapur.

Sekitar pukul 04.30, bapak korban menengok ke dapur, tapi di dapur tidak ada. Dia lalu mencari. Akhirnya, korban ditemukan gantung diri pukul 06.00 oleh saksi Ni Luh Wardani.

Oleh tim medis dan kepolisian Polsek Pupuan, korban langsung diperiksa. Hasilnya, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan ditubuh korban.

“Keluarga menerima kepergian almarhum. Keluarga menilai murni gantung diri dan menerima kejadian ini dengan ikhlas,” paparnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/