DENPASAR – Rhythm Rebels, band yang tengah naik daun dari festival ke festival ini, terus menggebrak panggung sejumlah negara.
Sukses tampil di Udaipur, Rajasthan, India, Februari lalu, Rhtyhm Rebels membuka awal bulan Maret dengan tampil di ajang Java Jazz Festival yang digelar selama dua hari dari Jumat (1/3) hingga Minggu (3/3) lusa.
“Kami mempunyai berbagai link festival dunia setiap musimnya, dan kami menawarkan Rhythm Rebels untuk dapat mengisi slot di setiap festival yang ada,” ujar Anom Darsana, produser sekaligus manajemen Rhythm Rebels, kemarin.
Sebagai catatan, bulan lalu, Rhythm Rebels baru saja manggung di India dan itu merupakan kali kedua mereka tampil di festival luar negeri.
Sepuluh ribu penonton di India memberikan sambutan yang meriah untuk Rhythm Rebels karena memang group band ini terbilang unik.
Baik dari segi instrument maupun aksi panggung yang atraktif yang mereka suguhkan. “Sambutan di luar negeri sangat antusias.
Rhythm Rebels mempunyai keunikan di mana selain memainkan musik tradisional electro juga memainkan alat musik India, sehingga publik India sangat terpukau,” kata Anom Darsana.
Keunikan lainnya yang ditonjolkan, semua instrument Rhythm Rebels dibuat oleh para personilnya sendiri.
Rizal Abdulhadi yang membuat Awi Go’ong dan One string Bamboo Bass, sedangkan Reza Achman membalut drumnya dengan sentuhan bambu.
Kini, seusai membius mata penonton India, Rhythm Rebels mendapatkan kesempatan untuk tampil di ibu kota Jakarta pada gelaran acara yang bertajuk Java Jazz Festival.
Berbagai persiapan telah mereka lakukan, dan latihan, dan perbaikan, dan pengembangan semata-mata ditujukan untuk membuat kualitas mereka bertambah dari hari ke hari.
“Kami tampil di Panggung De Majors di Java Jazz Festival Jumat (1/3) hari ini. Kami telah siap untuk menampilkan kualitas musik kami dalam durasi 45 menit ke depan,” kata Reza Achman, penabuh drum Rhythm Rebels.
Tak hanya itu, Anom menambahkan bahwa Rhythm Rebels tak melulu harus menguasai panggung internasional.
Mereka juga harus mampu menguasai panggung Indonesia dan karya mereka juga mampu diterima di tanah air Indonesia.
“Harus seimbang. Tidak melulu di luar negeri, tetapi juga di Indonesia. Semua anak muda juga harus mengetahui bahwa sebuah instrument, betapapun tradisionalnya,
dapat dikembangkan dan dihadirkan menjadi hal yang menarik. Inilah inovasi. Dan kami optimis bahwa ke depannya Rhythm Rebels
dapat menjadi group yang mahir dalam menonjolkan kualitas dan kreativitas musik yang mereka miliki,” pungkasnya.