DENPASAR – Bali United bertolak ke Bekasi, Jawa Barat, Jumat malam kemarin (1/3) bersama dengan 24 pemain yang diboyong oleh Pelatih Stefano “Teco” Cugurra.
Minggu besok (3/3), Serdadu Tridatu sudah akan melakoni laga perdana menghadapi Mitra Kukar dilaga perdana grup B Piala Presiden 2019 di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi.
Seperti biasa, Coach Teco tidak mengumumkan ke media siapa saja pemain yang diboyong kali ini.
Termasuk tiga pemain yang akan menyusul untuk menggantikan peran tiga pemain yang memperkuat Timnas Indonesia di TC perdana yang berlangsung di Australia mulai Rabu mendatang (6/3).
Yang jelas, Piala Presiden bisa dikatakan sebagai ajang pra musim. Kebanyakan tim pasti akan mengukur kekuatan skuadnya dengan memainkan pemain muda, pemain baru, hingga pemain senior untuk dilihat kemampuannya.
Apalagi setelah Piala Presiden, Liga 1 sudah mulai bergulir pada tanggal 1 Mei atau tanggal 5 Mei mendatang.
Seharusnya, inilah kesempatan bagi pemain muda dan khususnya pemain lokal untuk bisa menunjukkan kemampuan terbaiknya.
Untuk pemain lokal, peran mereka memang sedikit demi sedikit mulai terabaikan. Hanya I Made Andhika Wijaya yang mendapatkan menit bermain reguler untuk mengisi satu slot disisi kanan pertahanan Serdadu Tridatu.
Nama-nama seperti I Putu Pager, Felisianus Junius Bate, hingga I Komang Adi Parwa belum mendapatkan menit bermain yang cukup.
Khusus untuk Kadek Agung Widnyana Putra, pemain bernomor punggung 18 ini memang tidak menjadi pilihan utama Teco karena baru saja usai membantu Timnas U-22 merengkuh gelar juara AFF Cup U-22.
Meskipun turnamen sudah usai, tetapi Kadek Agung hanya diberi jatah libur kurang lebih selama tiga hari sebelum kembali mengikuti TC untuk persiapan menghadapi babak kualifikasi AFC Cup U-23.
Selain itu, Agus Nova dan I Nyoman Sukarja juga masih belum bisa bergabung karena dalam masa pemulihan cedera.
Bagi Teco, hal ini tentu harus disikapi dengan profesional. Semua pemain tanpa terkecuali harus mengerti kondisi seperti ini.
“Saya pikir ini adalah sistem yang profesional dan tidak bisa melihat local boy. Ada pemain dari Brazil, dari Bali, Aceh, atau daerah lainnya semua harus mengerti ini,” terang Coach Teco.
Apalagi porsi latihan yang diberikan kepada semua pemain tidak ada yang berbeda. Meskipun dia tahu jika pemain lokal yang bermain, tentunya suporter akan lebih mendukung Bali United, tetapi baginya hal tersebut tidaklah penting.
“Pasti waktu pemain Bali bermain, tentu suporter akan lebih senang. Tapi buat tim itu tidak penting. Ini sistem profesional dan saya tahu
ada beberapa pemain asal Bali yang bermain bagus. Yang jelas, latihan buat pemain satu dengan lainnya sama. Saya juga harus bersikap adil,” tegas Teco.