29.3 C
Jakarta
22 November 2024, 10:38 AM WIB

Desa Pakraman Buleleng Majukan Prosesi Melasti, Ini Alasannya…

SINGARAJA – Desa Pakraman Buleleng menggelar upacara melasti lebih awal tahun ini. Waktu pelaksanaan itu berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.

Biasanya pihak desa pakraman menggelar upacara melasti pada purnama kedasa. Namun tahun ini diselenggarakan pada sasih kesanga.

Upacara melasti di Desa Pakraman Buleleng digelar siang kemarin (3/3), pada rahina redite paing metal. Total ada 84 sarad serta 16 kotak apilan dari 14 banjar adat pakraman di Desa Pakraman Buleleng yang ikut dalam prosesi melasti.

Banjar adat itu meliputi Liligundi, Bale Agung, Banjar Paketan, Banjar Tegal, Delod Peken, Penataran, Petak, Peguyangan, Banjar Tengah, Banjar Jawa, Banjar Bali, Kaliuntu, Kampung Anyar, dan Kampung Baru.

Pada pukul 14.00 siang, krama mulai mengarak sarad dan kotak apilan dari Pura Desa Pakraman Buleleng menuju Pura Segara Buleleng. Krama yang mengikuti prosesi melasti mengular hingga hampir satu kilometer.

Begitu sampai di areal Eks Pelabuhan Buleleng, melakukan ritual makekobok. krama yang mengusung sarad dan kotak apilan menyusuri pantai sekaligus membasuh kaki. 

Sarad dan kotak apilan kemudian dibawa masuk ke Pura Segara dan diletakkan berjajar di areal pura.

Kelian Desa Pakraman Buleleng Nyoman Sutrisna mengatakan, tahun ini pihak desa memang menggelar upacara melasti pada sasih kasanga.

Sebab tahun ini tengah diselenggarakan piodalan ageng di Pura Agung Besakih. Sesuai dengan ketentuan awig-awig di desa pakraman, maka melasti tahun ini dimajukan.

“Memang biasanya kami melasti saat purnama kedasa. Tapi karena ada piodalan ageng, kami lakukan pada sasih kesanga.

Itu sudah diatur dalam awig-awig desa pakraman. Kalau tidak ada piodalan ageng, kami akan laksanakan pada sasih kedasa,” kata Sutrisna. 

SINGARAJA – Desa Pakraman Buleleng menggelar upacara melasti lebih awal tahun ini. Waktu pelaksanaan itu berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.

Biasanya pihak desa pakraman menggelar upacara melasti pada purnama kedasa. Namun tahun ini diselenggarakan pada sasih kesanga.

Upacara melasti di Desa Pakraman Buleleng digelar siang kemarin (3/3), pada rahina redite paing metal. Total ada 84 sarad serta 16 kotak apilan dari 14 banjar adat pakraman di Desa Pakraman Buleleng yang ikut dalam prosesi melasti.

Banjar adat itu meliputi Liligundi, Bale Agung, Banjar Paketan, Banjar Tegal, Delod Peken, Penataran, Petak, Peguyangan, Banjar Tengah, Banjar Jawa, Banjar Bali, Kaliuntu, Kampung Anyar, dan Kampung Baru.

Pada pukul 14.00 siang, krama mulai mengarak sarad dan kotak apilan dari Pura Desa Pakraman Buleleng menuju Pura Segara Buleleng. Krama yang mengikuti prosesi melasti mengular hingga hampir satu kilometer.

Begitu sampai di areal Eks Pelabuhan Buleleng, melakukan ritual makekobok. krama yang mengusung sarad dan kotak apilan menyusuri pantai sekaligus membasuh kaki. 

Sarad dan kotak apilan kemudian dibawa masuk ke Pura Segara dan diletakkan berjajar di areal pura.

Kelian Desa Pakraman Buleleng Nyoman Sutrisna mengatakan, tahun ini pihak desa memang menggelar upacara melasti pada sasih kasanga.

Sebab tahun ini tengah diselenggarakan piodalan ageng di Pura Agung Besakih. Sesuai dengan ketentuan awig-awig di desa pakraman, maka melasti tahun ini dimajukan.

“Memang biasanya kami melasti saat purnama kedasa. Tapi karena ada piodalan ageng, kami lakukan pada sasih kesanga.

Itu sudah diatur dalam awig-awig desa pakraman. Kalau tidak ada piodalan ageng, kami akan laksanakan pada sasih kedasa,” kata Sutrisna. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/