GIANYAR – Keributan sesama warga Desa Saba mewarnai kemeriahan pawai ogoh-ogoh di Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh, Rabu malam (6/3).
Seorang pecalang, IKS, 35, dianiaya oleh pengarak ogoh-ogoh berinisial IBM, 22. Penganiayaan itu terjadi akibat IBM tidak terima dipanggil cai, sebutan bahasa Bali yang berarti kamu.
Aksi penganiayaan ini berawal dari IKS sebagai pecalang melakukan pengamanan pada areal pawai ogoh-ogoh di Desa Saba sekitar pukul 19.00.
IKS membatasi areal pawai ogoh-ogoh. Saat bertugas, datang IBM melintas namun dihalangi oleh IKS.
Sempat terjadi cekcok antara kedua pria tersebut. Hingga berbuntut pada penganiayaan yang dilakukan IBM terhadap IKS.
Warga setempat yang melihat kejadian itu langsung melerai pertengkaran itu. Selanjutnya, IKS melaporkan kejadian itu ke Polsek Blahbatuh.
Kapolsek Blahbatuh Kompol Dwikora membenarkan aksi penganiayaan tersebut. Pihaknya sudah melakukan penyelidikan terhadap laporan IKS.
“Terlapor (IBM) juga sudah langsung kami periksa di Mapolsek Blahbatuh,” ujar Kompol Dwikora kemarin.
Dari hasil pemeriksaan kepolisian, percekcokan ini terjadi lantaran IKS melontarkan kata cai kepada IBM.
Tidak terima dengan kata-kata yang dianggap kasar tersebut, IBM lantas mendorong kepala pelapor. Akibatnya udeng dan pluit yang dikenakan terjatuh.
“Hasil visum, tidak ada bekas luka akibat pukulan di wajah pelapor, jadi kemungkinan saat kejadian itu, pelapor ini didorong saja wajahnya dengan tangan oleh terlapor, karena tidak terima dipanggil cai,” terangnya.
Kompol Dwikora menambahkan, kejadian itu dilakukan IBM lantaran dalam kondisi setengah mabuk minuman beralkohol sebelum pawai ogoh-ogoh.
Sebab itu pihaknya pun tetap memproses kasus ini sebagai tindak pidana ringan (tipiring). “Kasus ini tipiring, makanya terlapor tidak ditahan, namun nanti tetap lanjut hingga kepengadilan,” tukasnya.