GIANYAR – Nelayan di Kabupaten Gianyar, Bali, gigit jari. Itu menyusul musim paceklik tahunan yang dialami para nelayan.
Nelayan menilai, faktor musim Sasih Kedasa (Bulan 10, dalam kalender Bali) menjadi penyebab nelayan tidak bisa memperoleh tangkapan secara maksimal.
Anggota kelompok nelayan Putra Samudra Desa Lebih, Kecamatan Gianyar, I Nyoman Warupa, menyatakan anggota kelompoknya itu berjumlah 200 orang.
“Musim begini hanya sebagian saja yang turun melaut. Sisanya tidak mau turun karena takut rugi karena tangkapannya sedikit,” ujar Warupa kemarin.
Dia menjelaskan, memasuki Sasih Kedasa, atau sejak tiga hari lalu, nelayan sudah tidak memperoleh hasil maksimal.
“Pendapatan turun drastis sejak tiga hari lalu,” terangnya. Anjloknya tangkapan ikan membuat para nelayan yang mencari ikan tidak bisa berlama-lama melaut.
“Paling jam sebelas (11.00) berangkat, balik jam satu (13.00), karena tangkapan tidak ada. Daripada lama di laut, banyak yang balik lagi,” terangnya.
Kata Warupa, saat hari biasa, perahu yang dinaikinya bisa memperoleh ikan mencapai 30 kilogram (kg) sekali melaut.
Tangkapan itu pun cukup untuk membiayai ongkos bahan bakar dan operasional lainnya. “Kalau sekarang tangkapan paling banyak 5 kilogram sudah bagus itu,” ungkapnya.
Hasil tangkapan nelayan beragam. Didominasi lemuru, ikan kucing, dan ikan dasar. “Memang kelihatannya cuaca bersahabat, tapi tangkapan tidak,” keluhnya.
Pria yang sudah menjadi nelayan selama 28 tahun itu menambahkan, untuk mengisi waktu selama musim paceklik ikan dengan mengisi kegiatan di bibir pantai.
“Saya biasanya mancing ikan dari pinggir. Naruh pancing, lalu saya tungguin di pantai,” jelasnya. Kata dia, musim ini akan berakhir hingga sebulan ke depan.
“Biasanya setelah pertengahan sasih kedasa ini baru bisa normal kembali hasil tangkapannya. Karena ikannya juga mengikuti arah angin dengan bergerombol,” tukasnya.
Di bagian lain, Dinas Perikanan (Diskan) Kabupaten Gianyar, telah memberikan sosialisasi terkait cuaca buruk atau musim paceklik.
Yakni dengan memberikan pelatihan membuat bahan makanan dari olahan ikan. “Kami juga mengajari nelayan berternak lele. Ketika cuaca tidak mendukung, nelayan bisa ke lele,” ujar Kepala Diskan Gianyar Dewi Hariyani.