Aksi teror pelemparan molotov yang terjadi di sebuah garasi rumah di Jalan Irawan No. 1, Banjar Liligundi, Ubung Kaja Denpasar, pada Kamis (14/3) sekitar pukul 03.00 dini hari hingga saat masih misterius.
Meski sudah dilakukan olah TKP, namun pihak kepolisian hingga kini juga belum bisa mengungkap aksi terror yang bikin heboh warga sekitar.
MARCELL PAMPUR, Denpasar
Pascaaksi teror, suasana di sekitar lokasi kejadian sudah berangsur normal. Sejumlah warga yang sempat heboh juga sudah melakukan aktivitas normal.
Meski begitu, tepat di lokasi terror atau tepatnya di rumah milik Patmi Artini, garis kuning polisi masih terlihat melintang.
Ditengah penyelidikan polisi, Jawa Pos Radar Bali, Jumat (15/3) mencoba mendatangi TKP.
Di lokasi tersebut tampak seorang perempuan paruh baya. Dialah Patmi Artini sang pemilik rumah.
Usai berbasa-basi dan memperkenalkan diri, istri dari I Putu Sunartawan inipun dengan terbuka mau berbagi cerita tentang aksi yang juga sempat membuatnya panic .
Menurutnya, sebelum kejadian ia dan keluarganya tidak memiliki masalah dengan pihak manapun. “Apalagi terkait masalah politik,”tandasnya.
Namun perempuan yang kesehariannya sebagai ibu rumah tangga ini menerangkan bahwa tahun lalu, suaminya yakni I Putu Sunartawan yang saat itu bekerja sebagai petugas keamanan atau pecalang di sebuah proyek di banjarnya itu sempat menjadi korban penusukan.
“Dulu bapak pernah ditusuk di bagian belakang, (pinggang). Tapi saya tidak mengerti apa masalahnya,” katanya.
Suaminya ditusuk seseorang menggunakan pisau taji ayam.
Saat kejadian itu, I Putu Sunartawan masih mengenakan seragam pecalang. I Putu Sunartawan kemudian dirawat di rumah sakit. Sedangkan mantan pelaku telah diproses secara hukum dan telah bebas dari penjara sekitar lima bulan lalu.
“Makanya bapak disuruh anak saya berhenti jadi pecalang,” terang Artini.
Pasca kasus penusukan itu, mantan pelaku dan I Putu Sunartawan pun telah baikan. Bahkan dijelaskan Artini, bahwa pelaku juga sering saling sapa jika bertemu.
Sementara itu, sebagaimana seperti yang telah diberitakan sebelumnya, bahwa aksi teror lemparan molotov Kamis (14/3) dini hari itu membakar dua unit motor.
Dua unit sepeda motor yang terbakar di parkiran rumah, yakni Honda Scoopy warna merah bernomor polisi DK 3659 DE milik Ngurah Putu Pratama yang merupakan anak dari pemilik rumah dan sepeda motor Honda Astrea Prima warna hitam bernomor polisi DK 5803 DT milik Putu Sunartawan terbakar dilempar molotov oleh orang tak dikenal.