DENPASAR – Kandas sudah perjuangan Bali United di Piala Presiden. Berharap lolos babak 8 besar Piala Presiden dengan predikat tiga runner up terbaik, Bali United justru disalip PS Tira Persikabo, Madura United, dan Arema FC.
Kecewa sekaligus menyakitkan. Padahal, impian terlanjur membumbung tinggi dari semua skuad Bali United dan jajaran kepelatihan.
“Bukan hanya saya atau fans. Semua elemen didalam klub yang memiliki rasa cinta yang sama, tentu akan kecewa dengan hasil ini,” kata Coach Teco.
Gagalnya Bali United lolos babak 8 besar Piala Indonesia bisa jadi karena Coach Teco blunder dalam menentukan komposisi pemain.
Saat hanya membutuhkan hasil imbang dan Bhayangkara FC memainkan banyak pemain muda, Bali United justru tampil dengan pemain-pemain senior yang sama saat mengalahkan Semen Padang.
Menanggapi masalah ini, Coach Teco memiliki alasan sendiri. Dia mengatakan, sesaat sebelum pertandingan semua pemain mengatakan sangat siap untuk melawan Bhayangkara FC.
“Evaluasi tentu mudah setelah kami kalah. Saya sudah bertanya kepada semua pemain kalau mereka semua siap untuk pertandingan kemarin. Ini menjadi pembelajaran bagi kami semua,” dalihnya.
Yang menarik, selain pasrah dengan kekalahan skuadnya dan Bali United gagal lolos ke babak delapan besar, Coach sedikit mengomentari jalannya pertandingan.
Meski tidak secara langsung mengomentari kepemimpinan Hadiyana, tetapi da rasa kecewa yang dirasakan Coach Teco.
Seandainya tidak ada penalti yang diberikan Hadiyana saat injury time babak pertama, mungkin keadaan akan berbeda.
“Kalau pertandingan masih 0-0, mungkin akan berbeda. Pemain mereka (Fatchu Rohman) juga dua kali melanggar keras.
Kalau diluar negeri, mungkin sudah mendapatkan kartu merah. Tentu hal seperti ini membuat kami kehilangan konsentrasi. Bhayangkara juga lebih percaya diri,” tuturnya.