GIANYAR- Masih berlangsungnya karya Pancawali Krama di Besakih membuat Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sanjiwani Gianyar kewalahan menampung titipan jenazah.
Bahkan akibat membludaknya jumlah titipan jenazah di RS, pihak RSUD Sanjiwani terpaksa menyetop penitipan jenazah baru dari masyarakat.
Terkait overloadnya kondisi kamar jenazah di RSUD Gianyar, Ketua Harian Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Gianyar, Wayan Patra, yang dikonfirmasi, Senin (18/3) menyarankan agar masyarakat yang kerabat atau anggota keluarganya meninggal untuk dilakukan mekingsan di geni atau mesulub.
“Kalau baca aturan, PDHI sudah jelas karena kuncinya parisada adalah mengurus masyarkat. Kalau meninggal bisa mekingsan di geni atau mesulub. Sekarang persoalan mau bagaimana,” terangnya.
Menurut Patra, tingginya penitipan jenazah di kamar jenazah RSUD Sanjiwani Gianyar karena masyarakat yang menitipkan jenazah di RS menganggap yang bersangkutan sedang tidur.
“Artinya itu bukan mati, tapi menurut masyarakat itu tidur. Masyarakat yang ribet sendiri. Sedangkan agama sudah memberikan jalan,” tukasnya.