DENPASAR – Piala Presiden 2019 sudah masuk kebabak delapan besar. Delapan tim juga sudah memastikan diri lolos yakni Bhayangkara FC,
Madura United, Persebaya Surabaya, Arema FC, Tiga Persikabo, Persija Jakarta, Persela Lamongan, dan Kalteng Putra.
Klub yang disebutkan terakhir ini adalah klub kuda hitam yang baru saja promosi ke Liga 1 2019 musim ini. Meme-meme tentang babak delapan besar Piala Presiden 2019 juga mulai bertebaran.
Salah satunya adalah Kalteng Putra yang harus mencoba berjuang sendiri menghadapi tujuh klub dari Pulau Jawa. Tidak ada nama Bali United memang karena sudah tersingkir dari grup B.
Tetapi Bali masih memiliki wakil di babak delapan besar kali ini. Di Bhayangkara FC ada I Made Binter Wirahadi meskipun dia jarang mendapatkan tempat di skuad utama.
Yang fenomenal tentu saja I Gede “Nano” Sukadana yang membela Kalteng Putra setelah dua musim berseragam Serdadu Tridatu.
Sukadana yang seakan tidak dianggap di Bali United, justru bertransformasi menjadi gelandang pengangkut air kelas satu di skuad utama Laskar Isen Mulang – julukan Kalteng Putra.
Tidak tanggung-tanggung, Nano langsung ditunjuk oleh sang arsitek Gomes De Oliveira sebagai Kapten Kalteng Putra.
Perannya cukup vital untuk mengantarkan Kalteng Putra lolos kebabak delapan besar. Yang dramatis adalah saat memastikan diri lolos
setelah mengalahkan Persipura Jayapura dengan skor 3-1 di grup C Piala Presiden 2019 yang berlangsung di Stadion Moch. Soebroto, Magelang.
Saat itu Kalteng sudah 1-0. Poin Persipura juga saat itu adalah enam poin dan menjadi tim yang memiliki peluang lolos paling besar dari grup C.
Akhirnya Kalteng mampu menang 1-3 dengan keunggulan dua gol lebih baik dari Persipura. Apa yang terjadi berbalik 180 derajat dari mantan klubnya, Bali United.
Bagi Sukadana, hasil yang diraih Kalteng Putra adalah buah kerja keras masing-masing pemain tanpa terkecuali.
“Tentu saya bangga bisa membawa Kalteng Putra lolos ke babak delapan besar. Mungkin karena kerja keras pemain selama ini. Kami sudah melakukan training camp (TC) selama satu bulan di Jogja
sebelum ke Magelang. Apapun itu kalau dilakukan dengan sungguh-sungguh dan kerja keras, pasti hasil baik akan menyusul,” terang Sukadana kepada Jawa Pos Radar Bali.
Ditunjuknya Sukadana sebagai kapten oleh Gomes tentu bukan tanpa alasan. Dia adalah salah satu pemain paling senior di Kalteng Putra selain OK John ataupun Patrick Wanggai.
Tampaknya Gomes melihat pengalaman Sukadana yang begitu matang di Persekabpas Pasuruan, Persela Lamongan, Arema Cronus, dan Bali United.
Yang terpenting adalah jasanya dihargai di klub lain setelah klub kampung halaman tidak menganggap dengan baik seorang Sukadana.
Tugasnya sekarang adalah bagaimana menjadi panutan dari pemain-pemain muda seperti Ridho Fauzi, Wasiat Hasbullah, ataupun Bhudiar M. Riza.
“Kalau masalah chemistry antar pemain disini, sangat bagus menurut saya. Kekeluargaannya juga cukup kuat.
Tahu sendiri kan waktu kami TC di Jogja sering kumpul bareng, pergi kemana, tertawa bersama. Saya ditunjuk sebagai Kapten harus bisa mengayomi pemain-pemain muda,” bebernya.
Saat ini, Sukadana masih melepas rindu dengan sang istri Gita Urmila di Bali. Dia baru tiba Minggu kemarin (17/3) bersamaan dengan mantan pemain Bali United lainnya Hasyim Kipuw yang sekarang membela PSM Makassar.
Menurut pemain berusia 30 tahun tersebut, kesempatan berharga ini harus benar-benar dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya sebelum menatap babak delapan besar.
Dia juga tidak mempermasalahkan siapa lawan Kalteng Putra selanjutnya. “Saatnya tatap delapan besar. Tapi saya liburan dulu karena jatah liburan sampai besok saja.
Yang penting saya sudah ketemu dengan keluarga dan manfaatkan waktu sebaik-baiknya. Kalau untuk lawan nanti, siapapun kami siap,” tutup pemain asal Pegok, Sesetan tersebut.