SEMARAPURA – Patirtaan Tadah Uwuk yang terletak di Banjar Uma Anyar, Desa Nyalian, Kecamatan Banjarangkan biasanya ramai
dikunjungi warga yang datang untuk menyucikan diri dengan cara melukat setiap hari libur dan hari suci umat Hindu Bali.
Hanya saja saat Purnama Kedasa, kemarin (20/3), patirtaan tersebut tampak sepi dari aktivitas melukat lantaran peristiwa tanah longsor yang terjadi Senin (18/3) lalu telah merusak tempat melukat itu.
Salah seorang warga Banjar Uma Anyar, Desa Nyalian, Kecamatan Banjarangkan, Nyoman Subrata saat ditemui di Patirtaan Tadah Uwuk, Rabu (20/3) menuturkan, setelah longsor tak ada pemedek yang datang melukat.
Pihaknya dari awalnya mengimbau kepada masyarakat agar menunda aktivitas melukatnya ke patirtaan tersebut karena adanya musibah tanah longsor.
“Warga baru tahu peristiwa ini Selasa pagi (19/3). Biasanya kalau hari purnama seperti hari ini, banyak warga yang datang ke sini untuk melukat. Saya sudah mohon permakluman lewat media sosial,” ujarnya.
Dituturkannya, lantaran hujan deras yang mengguyur Klungkung, Senin malam (18/3), peristiwa tanah longsor pun terjadi.
Akibatnya tempat melukat di Patirtaan Tadah Uwuk mengalami kerusakan dan dipenuhi tanah.
“Tanahnya memang labil di sisi itu. Sebenarnya kami berencana meratakan tebing itu, namun sebelum terealisasi sudah kejadian,” terangnya.
Lebih lanjut diungkapkan, Patirtaan Tadah Uwuk itu dikelola oleh Desa Pakraman Uma Anyar. Terkait perbaikan kerusakan yang ditimbulkan dari peristiwa tanah longsor itu masih dikomunikasikan.
Lebih lanjut dikatakannya Patirtaan Tadah Uwuk merupakan tempat mencari air, melukat dan prosesi upacara lainnya yang dilakukan warga desa setempat sejak dahulu.
Setelah dilakukan penataan sejak tahun lalu, Patirtaan Tadah Uwuk mulai ramai dikunjungi warga yang datang untuk melukat.
Bahkan tidak hanya warga di wilayah Klungkung saja yang datang, namun juga warga asal Kabupaten Tabanan dan lainnya.
“Jadi malah warga yang jauh-jauh seperti Tabanan yang ramai-ramai ke sini. Baru warga sekitar Klungkung juga tertarik untuk datang. Warga dari jauh-jauh datang setelah melihat keberadaan tempat ini di media,” katanya.
Ia tidak mau berkomentar lebih lanjut mengenai khasiat dari melakukan pembersihan diri di patirtaan yang airnya berasal dari mata air dalam tanah tersebut.
Hanya saja ia mengaku kerap melihat warga datang berkali-kali untuk melukat di patirtaan yang memiliki lima pancuran ini.
“Saya tidak bisa memastikan apa khasiatnya. Tapi yang saya lihat banyak yang data berkali-kali ke sini,” ujarnya.