32.7 C
Jakarta
22 November 2024, 15:00 PM WIB

Imbauan PHDI Tak Mempan, Jenazah Terus Berdatangan di BRSUD Tabanan

TABANAN – Meski ada imbauan dari Majelis Utama Desa Pakraman (MUDP) dan Parisada Hindu Bali Dharma (PHDI) Bali kepada masyarakat Bali agar tidak lagi menitipkan layon atau jenazah di rumah sakit, imbauan itu sepertiya tak mempan.

Badan Rumah Sakit Umum Daerah (BRSUD) Tabanan, terus kedatangan jenazah dari masyarakat untuk menitip jenazah keluarganya.

Made Suardana, 46, asal Banjar Antap Delod Sema, Desa Antap, Selemadeg mengatakan baru tahu dan mendengar informasi terkait imbauan yang dikeluarkan oleh MUDP dan PHDI Bali, bahwa boleh tidak menitipkan jenazah di rumah sakit.

“Saya sudah pesan untuk menitip jenazah satu hari lalu kebetulan ada yang kosong. Sekarang langsung saya titip,” ungkap Made Suardana di kamar jenazah BRSUD Tabanan.

Suardana menitipkan jenazah ibu kandungnya Ni Ketut Sipi. Menurut rencana, jenazah akan dititipkan hingga Minggu (24/3) mendatang.

Kebetulan juga ada upacara hari purnama di desa. Sehingga jenazah keluarga dititip sementara. Setelah itu baru diambil.

Untuk proses penguburan akan segera dilakukan, tidak sampai menunggu Karya Panca Wali Krama di Besakih selesai.

“Kalau biaya sewa untuk penitipan jenazah sebesar Rp 70 ribu untuk satu hari satu malam. Itu belum termasuk biaya formalin. Lumayan besar juga biaya sewanya,” ungkapnya.

Adanya himbauan dari PHDI dan MUDP Suardana mengaku akan mengikuti dengan melaksanakan proses upacara mekinsan di Geni pada Minggu lusa itu pukul 18.00.

“Tata caranya tetap saya mematuhi aturan PHDI, tetapi untuk penitipan jenazah tidak sampai menunggu upacara panca wali krama di pura Agung Besakih selesai,” imbuhnya

Sementara itu Direktur BRSUD Tabanan I Nyoman Susila mengatakan saat ini tercatat ada 23 jenazah yang ada di kamar jenazah BRSUD Tabanan.

Jenazah tersebut mayoritas dititipkan oleh masyarakat. Sedangkan kapasitas kamar jenazah 8 sampai 10.

Meski overload, pihaknya masih bisa menangani penitipan jenazah tidak sampai diletakkan di luar ruangan kamar jenazah.

“Kami tidak seperti RSUD Badung yang sampai jenazah ditempat di luar kamar jenazah. Kami tetap bisa menampung,” ungkap Susila. 

Dari 23 jenazah tersebut, 12 jenazah disimpan di freezer, 11 jenazah diletakkan di luar freezer. Dimana tiga diantaranya disimpan dalam peti dan sembilan di atas brankas.

Dua jenazah dititip hanya beberapa hari sementara sisanya dititip hingga karya di Besakih usai. Paling lama ada dititip selama sebulan.

“Saat ini BRSUD Tabanan memiliki enam freezer yang idealnya diisi satu jenazah per freezer. Namun karena kondisi, satu freezer masih bisa diisi maksimal dua jenazah.

Sementara untuk di luar freezer diawetkan dengan menggunakan formalin,” tandasnya. 

TABANAN – Meski ada imbauan dari Majelis Utama Desa Pakraman (MUDP) dan Parisada Hindu Bali Dharma (PHDI) Bali kepada masyarakat Bali agar tidak lagi menitipkan layon atau jenazah di rumah sakit, imbauan itu sepertiya tak mempan.

Badan Rumah Sakit Umum Daerah (BRSUD) Tabanan, terus kedatangan jenazah dari masyarakat untuk menitip jenazah keluarganya.

Made Suardana, 46, asal Banjar Antap Delod Sema, Desa Antap, Selemadeg mengatakan baru tahu dan mendengar informasi terkait imbauan yang dikeluarkan oleh MUDP dan PHDI Bali, bahwa boleh tidak menitipkan jenazah di rumah sakit.

“Saya sudah pesan untuk menitip jenazah satu hari lalu kebetulan ada yang kosong. Sekarang langsung saya titip,” ungkap Made Suardana di kamar jenazah BRSUD Tabanan.

Suardana menitipkan jenazah ibu kandungnya Ni Ketut Sipi. Menurut rencana, jenazah akan dititipkan hingga Minggu (24/3) mendatang.

Kebetulan juga ada upacara hari purnama di desa. Sehingga jenazah keluarga dititip sementara. Setelah itu baru diambil.

Untuk proses penguburan akan segera dilakukan, tidak sampai menunggu Karya Panca Wali Krama di Besakih selesai.

“Kalau biaya sewa untuk penitipan jenazah sebesar Rp 70 ribu untuk satu hari satu malam. Itu belum termasuk biaya formalin. Lumayan besar juga biaya sewanya,” ungkapnya.

Adanya himbauan dari PHDI dan MUDP Suardana mengaku akan mengikuti dengan melaksanakan proses upacara mekinsan di Geni pada Minggu lusa itu pukul 18.00.

“Tata caranya tetap saya mematuhi aturan PHDI, tetapi untuk penitipan jenazah tidak sampai menunggu upacara panca wali krama di pura Agung Besakih selesai,” imbuhnya

Sementara itu Direktur BRSUD Tabanan I Nyoman Susila mengatakan saat ini tercatat ada 23 jenazah yang ada di kamar jenazah BRSUD Tabanan.

Jenazah tersebut mayoritas dititipkan oleh masyarakat. Sedangkan kapasitas kamar jenazah 8 sampai 10.

Meski overload, pihaknya masih bisa menangani penitipan jenazah tidak sampai diletakkan di luar ruangan kamar jenazah.

“Kami tidak seperti RSUD Badung yang sampai jenazah ditempat di luar kamar jenazah. Kami tetap bisa menampung,” ungkap Susila. 

Dari 23 jenazah tersebut, 12 jenazah disimpan di freezer, 11 jenazah diletakkan di luar freezer. Dimana tiga diantaranya disimpan dalam peti dan sembilan di atas brankas.

Dua jenazah dititip hanya beberapa hari sementara sisanya dititip hingga karya di Besakih usai. Paling lama ada dititip selama sebulan.

“Saat ini BRSUD Tabanan memiliki enam freezer yang idealnya diisi satu jenazah per freezer. Namun karena kondisi, satu freezer masih bisa diisi maksimal dua jenazah.

Sementara untuk di luar freezer diawetkan dengan menggunakan formalin,” tandasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/