26.6 C
Jakarta
21 November 2024, 4:55 AM WIB

Berulangkali Dar…Der…Dor…Warga Sempat Menduga Polisi Menembak Teroris

Penggerebekan komplotan perampok asal Rusia dan penembakan Alexei Karotkikh tak hanya mengegerkan warga dan puluhan penghuni kos-kosan G Kos.

Mereka sempat menduga  ada di antara penghuni kos jadi tersangka teroris. Seperti apa?

ANDRE SULLA, Radar Bali 

SUARA “dar, der, dor itu sempat membuat panik. Peristiwa menggegerkan warga menyeruak di kampung kecil di Jalan Kampus Bukit Jimbaran, Kuta Selatan.

Mereka mendengar berkali-kali bunyi tembakan. Dari cerita  mereka yang belum tidur, mereka bertanya-tanya tentang kejadian apa yang sedang berlangsung.

Suasana rintik-rintik hujan menambah kondisi dramatis di areal parkiran G Kos, dengan penerangan temaram.

Lokasi itu tepat di belakang toko bahan bangunan UD Rama Bangunan,  di Jalan Kampus Bukit Jimbaran, Selasa dini hari (19/3), sekitar pukul 02.30. 

Begitu mendengar suara tembakan itu, warga dan sejumlah penghuni kos-kosan pun bergegas keluar dan mencari tahu informasi.

Penghuni G Kos langsung buka pintu kamar dan melihat ke arah parkiran setelah mendengar bunyi tembakan di parkiran.

Waktu itu  orang-orang berlarian tapi hanya terlihat bak bayangan. Sempat melihat api yang keluar dari ujung senjata ketika ada yang melepas tembakan. Para penghuni kos-kosan hanya terpana di kamar masing-masing.

“Siapa yang nggak panik,  kalau tiba-tiba terjadi kejadian tersebut. Yang pasti kami sudah tahu bunyi tembakan itu dari polisi. Tapi lawannya, kami menduga justru teroris.

Diduga terjadi tembak-tembakan antara polisi dengan teroris,” ujar Nur, 22, salah seorang sumber Jawa Pos Radar Bali ini yang mengaku tak cukup nyali untuk merekam kejadian.

Maklum, dalam benak mereka yang selama ini terjadi di kota-kota besar, penembakan identik dengan penyergapan teroris.

Dengan tempat kejadian di kos-kosan, rumah kontrakan. Seperti beberapa kali kejadian di Sidoarjo, Jatim, hingga Sibolga, Sumut.

Mahasiswi di Fakultas Kedokteran Unud, Jimbaran,  ini mengaku sangat ketakutan. Dia sempat menelepon salah seorang temannya yang kosnya tak begitu jauh dengan G Kos.

Gadis  asal Jakarta ini memberitahukan bawah terjadi penembakan teroris di parkiran G Kos. Temannya yang juga mengintip usai kejadian juga tak paham apa sebenarnya yang terjadi.

“Sama juga mereka (tetangga) semua menduga teroris yang ditembak,” beber Nur. Ini karena polisi juga tidak menceritakan kondisi sebenarnya saat itu, seusai kejadian.

Tidak menjelaskan bahwa habis ada perampokan money changer PT. Bali Maspin Tjinra, di kawasan Tanjung Benoa, Kuta Selatan. 

Setelah polisi melumpuhkan target, baru diketahui bahwa yang meninggal itu adalah warga negara asing asal Rusia yang merampok. Tahunya setelah dievakuasi, baru ada yang bercerita yang sebenarnya.

 “Setelah bule itu dievakuasi baru diketahui kalau dia dikejar dan sempat melakukan perlawanan, karena itu ditembak.

Mereka  dikejar  karena telah melakukan perampokan di salah satu money changer di Nusa Dua,” tuturnya. (*)

 

 

Penggerebekan komplotan perampok asal Rusia dan penembakan Alexei Karotkikh tak hanya mengegerkan warga dan puluhan penghuni kos-kosan G Kos.

Mereka sempat menduga  ada di antara penghuni kos jadi tersangka teroris. Seperti apa?

ANDRE SULLA, Radar Bali 

SUARA “dar, der, dor itu sempat membuat panik. Peristiwa menggegerkan warga menyeruak di kampung kecil di Jalan Kampus Bukit Jimbaran, Kuta Selatan.

Mereka mendengar berkali-kali bunyi tembakan. Dari cerita  mereka yang belum tidur, mereka bertanya-tanya tentang kejadian apa yang sedang berlangsung.

Suasana rintik-rintik hujan menambah kondisi dramatis di areal parkiran G Kos, dengan penerangan temaram.

Lokasi itu tepat di belakang toko bahan bangunan UD Rama Bangunan,  di Jalan Kampus Bukit Jimbaran, Selasa dini hari (19/3), sekitar pukul 02.30. 

Begitu mendengar suara tembakan itu, warga dan sejumlah penghuni kos-kosan pun bergegas keluar dan mencari tahu informasi.

Penghuni G Kos langsung buka pintu kamar dan melihat ke arah parkiran setelah mendengar bunyi tembakan di parkiran.

Waktu itu  orang-orang berlarian tapi hanya terlihat bak bayangan. Sempat melihat api yang keluar dari ujung senjata ketika ada yang melepas tembakan. Para penghuni kos-kosan hanya terpana di kamar masing-masing.

“Siapa yang nggak panik,  kalau tiba-tiba terjadi kejadian tersebut. Yang pasti kami sudah tahu bunyi tembakan itu dari polisi. Tapi lawannya, kami menduga justru teroris.

Diduga terjadi tembak-tembakan antara polisi dengan teroris,” ujar Nur, 22, salah seorang sumber Jawa Pos Radar Bali ini yang mengaku tak cukup nyali untuk merekam kejadian.

Maklum, dalam benak mereka yang selama ini terjadi di kota-kota besar, penembakan identik dengan penyergapan teroris.

Dengan tempat kejadian di kos-kosan, rumah kontrakan. Seperti beberapa kali kejadian di Sidoarjo, Jatim, hingga Sibolga, Sumut.

Mahasiswi di Fakultas Kedokteran Unud, Jimbaran,  ini mengaku sangat ketakutan. Dia sempat menelepon salah seorang temannya yang kosnya tak begitu jauh dengan G Kos.

Gadis  asal Jakarta ini memberitahukan bawah terjadi penembakan teroris di parkiran G Kos. Temannya yang juga mengintip usai kejadian juga tak paham apa sebenarnya yang terjadi.

“Sama juga mereka (tetangga) semua menduga teroris yang ditembak,” beber Nur. Ini karena polisi juga tidak menceritakan kondisi sebenarnya saat itu, seusai kejadian.

Tidak menjelaskan bahwa habis ada perampokan money changer PT. Bali Maspin Tjinra, di kawasan Tanjung Benoa, Kuta Selatan. 

Setelah polisi melumpuhkan target, baru diketahui bahwa yang meninggal itu adalah warga negara asing asal Rusia yang merampok. Tahunya setelah dievakuasi, baru ada yang bercerita yang sebenarnya.

 “Setelah bule itu dievakuasi baru diketahui kalau dia dikejar dan sempat melakukan perlawanan, karena itu ditembak.

Mereka  dikejar  karena telah melakukan perampokan di salah satu money changer di Nusa Dua,” tuturnya. (*)

 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/