28.2 C
Jakarta
21 November 2024, 18:31 PM WIB

Selamat Datang Jokowi, Good Bye Orde Baru

DENPASAR – Sing Jokowi Sing Keren. Ucap Ketua DPW NasDem Bali, Ida Bagus Oka Gunastawa menyambut kedatangan Presiden RI Ir. Joko Widodo ke Pulau Dewata serangkaian peresmian Pasar Badung, Jumat (22/3) petang.

Sosok sentral raihan 1.535.110 suara Jokowi pada Pilpres 2014 silam itu menyebut suami Ibu Iriana itu tak hanya disambut 2.000 penari pendet di Jalan Gajah Mada Denpasar, namun juga oleh seluruh penghuni alam Bali: sekala dan niskala.

“Saya meyakini kekuatan taksu alam Bali. Jokowi sangat paham menjaga dan merawat keragaman, adat istiadat, budaya serta tradisi yang kita warisi turun-temurun.

Bagi kami Partai NasDem, tidak ada gunanya partai ini menang kalau presidennya bukan Jokowi,” ucap Sekretaris Tim Pemenangan Jokowi-JK lima tahun silam itu.

Oka menyebut segala cara dihalalkan oknum tak bertanggung jawab agar reputasi Jokowi runtuh. Mulai dari fitnah, berita hoax alias bohong, dan sandiwara-sandiwara lainnya, namun Jokowi tetap tenang.

Sikap negarawan Presiden ke-7 NKRI inilah yang menurutnya menjadi dasar kuat NasDem tak akan “berselingkuh”, “berdiri di dua kaki”, atau berpaling ke lain hati.

“NasDem Bali siap memenangkan Jokowi-Ma’ruf Amin. Totalitas tanpa batas. Di tingkat pusat, Ketua Umum NasDem Bapak Surya Paloh melarang para menteri NasDem nyaleg

untuk mendukung kerja Bapak Jokowi. Bagi kami, kemenangan Jokowi wajib hukumnya,” tandas mantan Ketua Senat Mahasiswa Perguruan Tinggi (SMPT) Universitas Udayana 1994-1995 itu.

Menariknya, sambil mengucapkan selamat datang untuk Jokowi, Ida Bagus Oka Gunastawa menegaskan salam good bye (selamat tinggal, red) untuk Orde Baru.

Merindukan rezim Orde Baru kembali berkuasa jelasnya adalah pikiran tak masuk akal. Orde Baru, ungkapnya, adalah masa kelam lantaran korupsi dilakukan secara sistemik di semua lini, baik politik, sosial dan ekonomi.

Korupsi juga dilakukan secara struktural pada ranah penegak hukum. “Tentu masyarakat Bali, khususnya petani tak akan lupa pada monopoli cengkih di era 1990-an.

Fakta ini menjadi simbol nepotisme dan penipuan negara yang menghancurkan ekonomi Indonesia dan menumbangkan rezim Suharto pada tahun 1998,” ucapnya.

Oka Gunastawa menambahkan banyak orang pintar di era Orde Baru yang tak bisa jadi pegawai negeri atau menduduki jabatan tertentu lantaran dicap “penghianat bangsa”.

“Apakah hal ini yang dirindukan?” tanya politisi asal Griya Ulon, Desa Jungutan, Kecamatan Bebandem, Karangasem itu.

Merindukan Orde Baru adalah pikiran tak masuk akal tegas Oka Gunastawa karena banyak kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) yang tak terungkap.

“Mirisnya, banyak aktifis yang tak ditemukan jasadnya hingga kini. Salah satunya adalah sastrawan Widji Tukul. Maka, hanya ada satu kata.Lawan!” pungkasnya.

Ida Bagus Oka Gunastawa menambahkan Jokowi adalah harapan baru tak hanya bagi Indonesia, namun juga bagi masyarakat dunia internasional.

“Kini dunia pers mendapat kebebasan untuk memberitakan apapun. Insan pers benar-benar merdeka. Jokowi dikritik adalah hal biasa.

Di sisi lain, Orba tampak seperti zaman yang tenteram di permukaan. Tapi, kebebasan pers dalam menyampaikan berita dan aspirasi rakyat dibelenggu negara lewat Departemen Penerangan,” ungkapnya.

Oka Gunastawa juga mengucapkan good bye kepada Orde Baru berkaca pada berapa kerusuhan yang pada masa itu dibungkam lewat “senjata”.

“Jokowi adalah masa depan Indonesia. Apa yang bisa dirindukan dari zaman Orba? Tidak ada,” tegasnya sembari menyampaikan pesan Jokowi

di Pasar Badung agar jangan sampai satu pun masyarakat Bali golput pada Rabu, 17 April 2019 mendatang. (rba)

DENPASAR – Sing Jokowi Sing Keren. Ucap Ketua DPW NasDem Bali, Ida Bagus Oka Gunastawa menyambut kedatangan Presiden RI Ir. Joko Widodo ke Pulau Dewata serangkaian peresmian Pasar Badung, Jumat (22/3) petang.

Sosok sentral raihan 1.535.110 suara Jokowi pada Pilpres 2014 silam itu menyebut suami Ibu Iriana itu tak hanya disambut 2.000 penari pendet di Jalan Gajah Mada Denpasar, namun juga oleh seluruh penghuni alam Bali: sekala dan niskala.

“Saya meyakini kekuatan taksu alam Bali. Jokowi sangat paham menjaga dan merawat keragaman, adat istiadat, budaya serta tradisi yang kita warisi turun-temurun.

Bagi kami Partai NasDem, tidak ada gunanya partai ini menang kalau presidennya bukan Jokowi,” ucap Sekretaris Tim Pemenangan Jokowi-JK lima tahun silam itu.

Oka menyebut segala cara dihalalkan oknum tak bertanggung jawab agar reputasi Jokowi runtuh. Mulai dari fitnah, berita hoax alias bohong, dan sandiwara-sandiwara lainnya, namun Jokowi tetap tenang.

Sikap negarawan Presiden ke-7 NKRI inilah yang menurutnya menjadi dasar kuat NasDem tak akan “berselingkuh”, “berdiri di dua kaki”, atau berpaling ke lain hati.

“NasDem Bali siap memenangkan Jokowi-Ma’ruf Amin. Totalitas tanpa batas. Di tingkat pusat, Ketua Umum NasDem Bapak Surya Paloh melarang para menteri NasDem nyaleg

untuk mendukung kerja Bapak Jokowi. Bagi kami, kemenangan Jokowi wajib hukumnya,” tandas mantan Ketua Senat Mahasiswa Perguruan Tinggi (SMPT) Universitas Udayana 1994-1995 itu.

Menariknya, sambil mengucapkan selamat datang untuk Jokowi, Ida Bagus Oka Gunastawa menegaskan salam good bye (selamat tinggal, red) untuk Orde Baru.

Merindukan rezim Orde Baru kembali berkuasa jelasnya adalah pikiran tak masuk akal. Orde Baru, ungkapnya, adalah masa kelam lantaran korupsi dilakukan secara sistemik di semua lini, baik politik, sosial dan ekonomi.

Korupsi juga dilakukan secara struktural pada ranah penegak hukum. “Tentu masyarakat Bali, khususnya petani tak akan lupa pada monopoli cengkih di era 1990-an.

Fakta ini menjadi simbol nepotisme dan penipuan negara yang menghancurkan ekonomi Indonesia dan menumbangkan rezim Suharto pada tahun 1998,” ucapnya.

Oka Gunastawa menambahkan banyak orang pintar di era Orde Baru yang tak bisa jadi pegawai negeri atau menduduki jabatan tertentu lantaran dicap “penghianat bangsa”.

“Apakah hal ini yang dirindukan?” tanya politisi asal Griya Ulon, Desa Jungutan, Kecamatan Bebandem, Karangasem itu.

Merindukan Orde Baru adalah pikiran tak masuk akal tegas Oka Gunastawa karena banyak kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) yang tak terungkap.

“Mirisnya, banyak aktifis yang tak ditemukan jasadnya hingga kini. Salah satunya adalah sastrawan Widji Tukul. Maka, hanya ada satu kata.Lawan!” pungkasnya.

Ida Bagus Oka Gunastawa menambahkan Jokowi adalah harapan baru tak hanya bagi Indonesia, namun juga bagi masyarakat dunia internasional.

“Kini dunia pers mendapat kebebasan untuk memberitakan apapun. Insan pers benar-benar merdeka. Jokowi dikritik adalah hal biasa.

Di sisi lain, Orba tampak seperti zaman yang tenteram di permukaan. Tapi, kebebasan pers dalam menyampaikan berita dan aspirasi rakyat dibelenggu negara lewat Departemen Penerangan,” ungkapnya.

Oka Gunastawa juga mengucapkan good bye kepada Orde Baru berkaca pada berapa kerusuhan yang pada masa itu dibungkam lewat “senjata”.

“Jokowi adalah masa depan Indonesia. Apa yang bisa dirindukan dari zaman Orba? Tidak ada,” tegasnya sembari menyampaikan pesan Jokowi

di Pasar Badung agar jangan sampai satu pun masyarakat Bali golput pada Rabu, 17 April 2019 mendatang. (rba)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/