32.7 C
Jakarta
22 November 2024, 16:34 PM WIB

Ini Makna Pemimpin Indonesia Damai, Lukisan Terakhir Gunarsa Sebelum..

RadarBali.com – Maestro seniman lukis tanah air Nyoman Gunarsa telah berpulang menghadap Hyang Widi Wasa.

Namun, menjelang detik-detik meninggalnya almarhum, yang ada di pikiran lelaki kelahiran 1944 adalah melukis dan melukis.

Hal itu diakui istri Nyoman Gunarsa, Indrawati. Indrawati mengungkapkan, meski dalam kondisi sakit, sang maestro masih menyempatkan waktu untuk menyalurkan hobi melukisnya.

Adapun lukisan terakhir yang dibuat Gunarsa, yakni mengenai harapan Gunarsa untuk melihat para pemimpin negeri ini bersatu.

“Alangkah Indahnya Indonesia Jika Para Presiden Bersatu” merupakan sebuah kalimat yang ditulis Gunarsa di pojok kanan bawah lukisannya sebagai pertegasan pada harapannya tersebut.

“Itu dibuat selama 3-4 hari saat bapak sakit dan belum selesai. Itu lukisan terakhir bapak,” ujar ibu tiga orang anak itu.

Adapun dalam lukisan empat meter kali tiga meter itu, Presiden Joko Widodo digambarkannya sebagai dalang yang menceritakan tentang Asta Barata.

Sedangkan sejumlah presiden sebelumnya dan Menteri Republik Indonesia yang lainnya digambarkannya sebagai sinden, dan pemain gamelan.

“Itu lukisan yang paling dibanggakan oleh bapak,” katanya. Sambil menangis dia juga mengungkapkan bahwa hingga saat ini dia merasa bahwa Gunarsa belum meninggal namun masih tidur-tiduran di kamar.

Saking cintanya, dia berkeinginan membuat upacara pengabenan yang megah untuk sang suami meski biaya besar harus dikeluarkannya.

“Saya ingin lembu untuk bapak itu lembu berwarna ungu. Itu merupakan warna lembu yang sebelumnya ingin digunakan bapak saat ibunya meninggal, namun tidak bisa terealisasi. Jadi saya ingin lembu ungu yang digunakan untuk bapak saat upacara pengabenan nanti,” tandasnya.

Tutup usia di umur 73 tahun, Gunarsa meninggalkan seorang istri, Indrawati, dan tiga orang anak, yaitu Luh Astiti Andrawati, Gede Artison Andarawata, dan Komang Artisti Sekar Linuih, serta tujuh orang cucu. 

RadarBali.com – Maestro seniman lukis tanah air Nyoman Gunarsa telah berpulang menghadap Hyang Widi Wasa.

Namun, menjelang detik-detik meninggalnya almarhum, yang ada di pikiran lelaki kelahiran 1944 adalah melukis dan melukis.

Hal itu diakui istri Nyoman Gunarsa, Indrawati. Indrawati mengungkapkan, meski dalam kondisi sakit, sang maestro masih menyempatkan waktu untuk menyalurkan hobi melukisnya.

Adapun lukisan terakhir yang dibuat Gunarsa, yakni mengenai harapan Gunarsa untuk melihat para pemimpin negeri ini bersatu.

“Alangkah Indahnya Indonesia Jika Para Presiden Bersatu” merupakan sebuah kalimat yang ditulis Gunarsa di pojok kanan bawah lukisannya sebagai pertegasan pada harapannya tersebut.

“Itu dibuat selama 3-4 hari saat bapak sakit dan belum selesai. Itu lukisan terakhir bapak,” ujar ibu tiga orang anak itu.

Adapun dalam lukisan empat meter kali tiga meter itu, Presiden Joko Widodo digambarkannya sebagai dalang yang menceritakan tentang Asta Barata.

Sedangkan sejumlah presiden sebelumnya dan Menteri Republik Indonesia yang lainnya digambarkannya sebagai sinden, dan pemain gamelan.

“Itu lukisan yang paling dibanggakan oleh bapak,” katanya. Sambil menangis dia juga mengungkapkan bahwa hingga saat ini dia merasa bahwa Gunarsa belum meninggal namun masih tidur-tiduran di kamar.

Saking cintanya, dia berkeinginan membuat upacara pengabenan yang megah untuk sang suami meski biaya besar harus dikeluarkannya.

“Saya ingin lembu untuk bapak itu lembu berwarna ungu. Itu merupakan warna lembu yang sebelumnya ingin digunakan bapak saat ibunya meninggal, namun tidak bisa terealisasi. Jadi saya ingin lembu ungu yang digunakan untuk bapak saat upacara pengabenan nanti,” tandasnya.

Tutup usia di umur 73 tahun, Gunarsa meninggalkan seorang istri, Indrawati, dan tiga orang anak, yaitu Luh Astiti Andrawati, Gede Artison Andarawata, dan Komang Artisti Sekar Linuih, serta tujuh orang cucu. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/