33.4 C
Jakarta
22 November 2024, 12:52 PM WIB

Korban Penebasan Suami Shock, Anak Trauma, Butuh Didampingi Psikiater

RadarBali.com – Dua orang buah hati Ni Putu Kariani, 33, dan Kadek Adi Waisaka Putra, 36, dipastikan terseret menjadi korban sebagai imbas dari tragedi rumah tangga mengerikan di di Banjar Uma Buluh, Canggu, Kuta Utara, Rabu (5/9) lalu.

Bila tak ditangani dengan baik dan sungguh-sungguh tidak tertutup kemungkinan kedua anak tersebut akan mengalami gangguan kejiwaan serta kehilangan masa depan mereka akibat tumbuh kembangnya terganggu.

Merespons hal serius tersebut Prof Dr dr Luh Ketut Suryani, psikiater sekaligus guru spiritual (meditasi) mengatakan, menjadi tanggung jawab bersama untuk memikirkan masalah kejiwaan si anak.

Lebih-lebih keduanya diinformasikan melihat langsung kebengisan sang ayah, Kadek Adi Waisaka Putra memotong kaki ibu mereka.

Oleh karena itu, kedua anak pasangan suami istri (pasutri) asal Dusun Tenaon, Desa Alasangker, Buleleng harus didampingi.

“Sebaiknya ditangani oleh psikiater untuk bisa melepaskan perasaannya (si anak, red) waktu menyaksikan peristiwa itu. Ia harus memahami masalah yang terjadi yang menimpa ibunya dan dilakukan oleh bapaknya sendiri,” ungkap profesor kelahiran Singaraja, 24 Agustus 1944 tersebut.

Prof Dr dr Luh Ketut Suryani menyebut, campur tangan lembaga pemerintah sangat dibutuhkan dalam hal ini.

“Ia (anak red) tidak boleh menyimpan perasaan saat ketakutan itu. Lembaga pemerintah harus turun tangan mengenai masalah yang menimpa anak-anak dan keluarga ini,” tegasnya. 

RadarBali.com – Dua orang buah hati Ni Putu Kariani, 33, dan Kadek Adi Waisaka Putra, 36, dipastikan terseret menjadi korban sebagai imbas dari tragedi rumah tangga mengerikan di di Banjar Uma Buluh, Canggu, Kuta Utara, Rabu (5/9) lalu.

Bila tak ditangani dengan baik dan sungguh-sungguh tidak tertutup kemungkinan kedua anak tersebut akan mengalami gangguan kejiwaan serta kehilangan masa depan mereka akibat tumbuh kembangnya terganggu.

Merespons hal serius tersebut Prof Dr dr Luh Ketut Suryani, psikiater sekaligus guru spiritual (meditasi) mengatakan, menjadi tanggung jawab bersama untuk memikirkan masalah kejiwaan si anak.

Lebih-lebih keduanya diinformasikan melihat langsung kebengisan sang ayah, Kadek Adi Waisaka Putra memotong kaki ibu mereka.

Oleh karena itu, kedua anak pasangan suami istri (pasutri) asal Dusun Tenaon, Desa Alasangker, Buleleng harus didampingi.

“Sebaiknya ditangani oleh psikiater untuk bisa melepaskan perasaannya (si anak, red) waktu menyaksikan peristiwa itu. Ia harus memahami masalah yang terjadi yang menimpa ibunya dan dilakukan oleh bapaknya sendiri,” ungkap profesor kelahiran Singaraja, 24 Agustus 1944 tersebut.

Prof Dr dr Luh Ketut Suryani menyebut, campur tangan lembaga pemerintah sangat dibutuhkan dalam hal ini.

“Ia (anak red) tidak boleh menyimpan perasaan saat ketakutan itu. Lembaga pemerintah harus turun tangan mengenai masalah yang menimpa anak-anak dan keluarga ini,” tegasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/