Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Sibangkaja berdiri pada tanggal 2 April 1919 atau tepatnya 100 tahun yang lalu. Sekolah ini tergolong tertua di Desa Sibang. Seperti apa ceritanya?
MADE DWIJA PUTRA, Badung
LOKASI SDN 1 Sibangkaja berada di Banjar Piak tepatnya di timur Kantor LPD Sibangkaja. Sekolah tersebut didirikan pada tanggal 2 April 1919 dengan beslit GUB KDH tk I Bali tanggal 1 Desember 1981.
Luas sekolah tersebut yakni 1.250 meter persegi. Kendati sekolah tersebut berusia 100 tahun, tapi jejak arsitektur bangunan sudah berubah, karena sudah melewati beberapa kali renovasi.
Apalagi gedung berlantai II pembangunannya tergolong baru dan bergaya modern. Namun, berdasar hasil penelusuran ada jejak buku catatan para siswa.
Buku tersebut lengkap bertulis tangan menggunakan ejaan lama. Di buku tersebut tertulis siswa yang sekolah di era tahun 1942, berati ini masih di era penjajahan Jepang.
“Sesuai Gubernur Bali bahwa sekolah kami ini berdiri tahun 2 April 1919,” ujar I Wayan Dana selaku Kepala Sekolah SDN 1 Sibangkaja kemarin.
Dia tak berani menjelaskan lebih lanjut mengenai sejarah detail karena tidak ada catatan tertulis secara pasti.
Selain catatan siswa di era 1942 juga ada catatan kepala sekolah, tapi sekolah tersebut sudah berubah menjadi SD sekitar tahun 1958.
Ada pun kepala sekolah yang tercatat yakni Pekak Lemek atau Pekak Sading, dan IB Oka, namun tidak tercatat tahun menjabatnya.
Sementara I Gusti Nyoman Kembar menjabat dari 1-1-1968-1975, I Wayan Gudir menjabat dari 9-9-1975 – 1987, I Wayan Kandel menjabat dari 1987-1996, I Gusti Agung Ngurah Widnya menjabat dari 1996-2006.
Sementara I Wayan Dana menjabat dari tahun 2007- sekarang. “Kalau sejarah detail dengan sekolah ini kami tidak tahu persis.
Tapi ada sedikit catatan kepala sekolah dan juga ada catatan siswa di era tahun 1942, ” ungkap pria asal Sedang ini.
Wayan Dhania selaku Ketua Panitia Peringatan HUT 100 tahun (Seabad) SDN 1 Sibangkaja mengakui, sekolah tersebut ada pada era penjajahan Belanda.
Kemungkinan besar sekolah tersebut didirikan oleh Belanda. “Kemungkinan besar sekolah ini didirkan oleh Belanda, ” jelas Dhania saat ditemui terpisah di Denpasar.
Kata dia, nama awal sekolah dikabarkan bernama “Porlvolen School” dan program belajar tiga tahun.
Bisa jadi namanya Volkschool. Karena Volkschool adalah sekolah yang disediakan oleh Pemerintah Jajahan Belanda untuk menampung hasrat anak-anak desa yang ingin bersekolah.
Lama waktunya juga hanya tiga tahun. Kemudian di tahun 1946 setelah merdeka berstatus Sekolah Rakyat (SR) dengan lama belajar enam tahun.
Pada tahun 1958 berganti status Sekolah Dasar (SD) dengan lama belajar enam tahun.
“Pada awal berdiri masa belajarnya tiga tahun. Namun, setelah berstatus SR dan SD masa belajar enam tahun,” ungkap alumni SDN 1 Sibangkaja angkatan 1972 ini.
Imbuhnya, alumni pertama bernama AA Mangku Puseh yakni tokoh masyarakat yang melek dengan huruf.
Ia lahir pada tahun 1905. Setelah itu, para pengelingsir, veteran, semuanya tamatan di sekolah tersebut.
Radius sekolah dulu mewilayahi Sibangkaja, Sibanggede, termasuk Gerih, dan Mambal.
“Alumninya tidak hanya penerus bangsa tapi menghasilkan pendiri bangsa. Karena hampir semua veteran dari empat desa sekolah tamatan di SDN 1 Sibangkaja,” pungkasnya. (*)