SEMARAPURA – Simpati mengalir untuk Bupati Klungkung Nyoman Suwirta. Turun langsung dalam sejumlah inspeksi mendadak (sidak) di antaranya penginapan mesum,
toko modern “nakal”, pasar tradisional, galian C, tempat olah sampah setempat (TOSS), tempat hiburan malam, kafe remang-remang,
proyek pertamanan, dan lain-lain membuat bupati kelahiran Nusa Penida, 1 Desember 1967 itu mendapat tempat khusus di hati masyarakat Bumi Serombotan.
Tak sedikit yang menilai suami Ni Nengah Rayu Astini itu adalah Ahok-nya Pulau Bali dan pantas menjabat Gubernur Bali kelak di kemudian hari.
Salah seorang yang memuji kepemimpinan Nyoman Suwirta adalah Anak Agung Gde Ngurah Astawa Putra.
Kepada Jawa Pos Radar Bali, Kamis (11/4) pagi, Astawa menyebut rencana mutasi besar-besaran Suwirta terhadap sekitar 40 pejabat eselon II, III, dan IV usai Pemilu 2019 adalah langkah keren.
“Suwirta menginginkan bawahannya mampu mengikuti ritme kerja yang dibangun semata-mata demi proses pembangunan Klungkung agar lebih cepat atau progresif.
Ia berharap ASN Klungkung (PNS, red) bekerja cepat. Ini keren. Tidak banyak bupati yang mampu mengenal dengan cermat dan detail
kualitas bawahannya,” ucap Kelihan Pemaksan Sameton Puri Batan Ental Banjarangkan dan anggota Tim Penyusunan Babad Puri Agung Klungkung itu.
Astawa menilai keluhan Suwirta terkait penerapan konsep entrepreneur untuk mempercepat pembangunan di Klungkung yang tak terkejar jajaran di bawahnya sehingga ide-ide yang terbangun lambat dieksekusi sangat wajar.
“Faktanya memang demikian dan kita tidak boleh malu mengakui kekurangan tersebut. Hanya dengan sikap jujur dan apa adanya yang dicontohkan Pak Suwirta Klungkung ke depan bisa lebih maju,” tandasnya.
Imbuh Astawa, era globalisasi menuntut setiap orang, khususnya pegawai pemerintah di segala lini bekerja cepat dan tepat untuk memenuhi espektasi tinggi masyarakat.
“Pak Suwirta butuh orang yang cepat mengerti arah pikiran Beliau dan tahu harus berbuat apa tanpa harus diketok. Saya salut dan yakin pegawai-pegawai muda dan potensial
akan dapat tempat semestinya. Pegawai dengan kinerja buruk layak digeser dan digusur demi masyarakat luas,” terang caleg NasDem DPRD Bali nomor urut 1 Dapil Klungkung itu.
Suwirta layak disebut Ahoknya Pulau Bali, terang Astawa, karena sang Bupati Klungkung tegas dan tak mudah diintervensi.
Tak ada yang bisa mengintervensi keputusannya dalam menyusun siapa yang layak diajak bekerja.
Astawa menyebut Suwirta juga punya kelebihan sebagai seorang pemimpin karena mampu membangkitkan rasa jengah masyarakat Klungkung untuk membangun daerahnya dalam bingkai kebhinekaan.
“Pemimpin yang luwes dan bisa diterima oleh berbagai pihak sehingga mau bersatu dalam derap langkah yang sama untuk membangun daerah. Beliau pemimpin harapan bangsa
ke depan dari Bumi Serombotan,” terang Astawa sembari menyebut Suwirta juga punya kelebihan karena mau mendengar aspirasi anak-anak muda Klungkung.
Yakin dengan kemampuan Suwirta, Astawa yang dipercaya sebagai Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPW Partai Nasdem Provinsi Bali berharap permasalahan PDAM Klungkung segera teratasi.
Problem air bersih tersebut imbuhnya berhubungan erat dengan pengaturan subak di Kecamatan Banjarangkan.
“Karena di hulu dilakukan pembelokan arus air. Seharusnya air subak tidak perlu dibuang percuma ke Tukad Melangit hanya untuk memfasilitasi kebutuhan jasa rafting.
Solusinya pemilik rafting harus membuat bendungan di hulu. Setelah dibendung baru dialirkan sesuai dengan kebutuhan,” ungkapnya.
Lebih jauh, Astawa menyebut usaha jasa rafting itu mengorbankan petani Subak Banjarangkan yang terdiri atas 22 kelompok. (rba)