25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 7:10 AM WIB

Terlibat Kejahatan di Bali, Polda Awasi Khusus Bule Bulgaria dan Rusia

DENPASAR – Dalam dua bulan terakhir, Ditreskrimsus Polda Bali berhasil mengamankan sembilan orang WNA asal Bulgaria pelaku skimming.

Jumlah ini kemungkinan akan terus bertambah seiring proses penyelidikan yang kini masih terus dilakukan penyidik Polda Bali.

Pasalnya ada indikasi jaringan pelaku skimming asal Bulgaria di Bali terbilang cukup banyak. Selain Bulgaria, WNA Rusia juga terbilang cukup banyak ditangkap karena melakukan aksi kriminal.

Salah satu yang paling menonjol adalah kasus perampokan money changer di kawasan Benoa, Kuta Selatan Maret lalu.

Karena fakta tersebut, kepolisian Polda Bali kini melakukan pengawasan khusus terhadap jaringan-jaringan kejahatan yang diduga melibatkan WNA Bulgaria dan Rusia. 

“Kami akan memperketat pengawasan jaringan Bulgaria dan Rusia. Karena faktanya dua negara ini yang sering melakukan tindak pidana kriminal,

entah itu perampokan maupun skimming,” kata Direktur Reskrimum Polda Bali Kombes Andi Fairan di Polda Bali, Jumat (12/4) siang. 

Lanjut dia, Bali sendiri menjadi sasaran empuk kejahatan yang dilajukan orang asing karena menjadi daerah tujuan pariwisata.

Jadi, untuk membedakan mana pelaku kejahatan dan mana wisatawan terbilang cukup susah. Selain susah diidentifikasi, kendala lain pihak kepolisian, khususnya untuk pelaku dari Bulgaria adalah, skema jaringan terputus.

Di mana, saat dilakukan interogasi, para pelaku ini kerap tertutup. “Mereka tertutup saat diinterogasi. Tidak mau bicara apa-apa. Jadi agak susah. Yang lebih menyulitkan kami, mereka itu pasti selalu diam,”  tambah Kombes Andi Fairan.

Pengawasan ini tidak hanya dilakukan pihak kepolisian sendiri, tapi juga melibatkan Imigrasi. Sehingga orang asing yang masuk di Bali bisa teridentifikasi jika ada di antara mereka yang merupakan pelaku kejahatan.

DENPASAR – Dalam dua bulan terakhir, Ditreskrimsus Polda Bali berhasil mengamankan sembilan orang WNA asal Bulgaria pelaku skimming.

Jumlah ini kemungkinan akan terus bertambah seiring proses penyelidikan yang kini masih terus dilakukan penyidik Polda Bali.

Pasalnya ada indikasi jaringan pelaku skimming asal Bulgaria di Bali terbilang cukup banyak. Selain Bulgaria, WNA Rusia juga terbilang cukup banyak ditangkap karena melakukan aksi kriminal.

Salah satu yang paling menonjol adalah kasus perampokan money changer di kawasan Benoa, Kuta Selatan Maret lalu.

Karena fakta tersebut, kepolisian Polda Bali kini melakukan pengawasan khusus terhadap jaringan-jaringan kejahatan yang diduga melibatkan WNA Bulgaria dan Rusia. 

“Kami akan memperketat pengawasan jaringan Bulgaria dan Rusia. Karena faktanya dua negara ini yang sering melakukan tindak pidana kriminal,

entah itu perampokan maupun skimming,” kata Direktur Reskrimum Polda Bali Kombes Andi Fairan di Polda Bali, Jumat (12/4) siang. 

Lanjut dia, Bali sendiri menjadi sasaran empuk kejahatan yang dilajukan orang asing karena menjadi daerah tujuan pariwisata.

Jadi, untuk membedakan mana pelaku kejahatan dan mana wisatawan terbilang cukup susah. Selain susah diidentifikasi, kendala lain pihak kepolisian, khususnya untuk pelaku dari Bulgaria adalah, skema jaringan terputus.

Di mana, saat dilakukan interogasi, para pelaku ini kerap tertutup. “Mereka tertutup saat diinterogasi. Tidak mau bicara apa-apa. Jadi agak susah. Yang lebih menyulitkan kami, mereka itu pasti selalu diam,”  tambah Kombes Andi Fairan.

Pengawasan ini tidak hanya dilakukan pihak kepolisian sendiri, tapi juga melibatkan Imigrasi. Sehingga orang asing yang masuk di Bali bisa teridentifikasi jika ada di antara mereka yang merupakan pelaku kejahatan.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/