DENPASAR – Aksi solidaritas rakyat Papua menolak Pemilu 2019 berakhir sebelum mereka menyuarakan pendapatnya di Konjen Amerika Serikat, Senin (15/4) pagi.
Long march dari parkir timur Renon, aksi 100-an massa ini dicegat polisi dan pecalang sebelum mereka tiba areal parkir Plaza Renon di Jalan Raya Puputan Renon.
Saat long march dari parkir timur Renon, mereka terus menyuarakan menolak Presiden Joko Widodo dan mengajak masyarakat untuk golput di Pemilu 2019.
Mereka juga mengajak masyarakat untuk tidak menyalurkan hak politiknya karena momen pemilu kali ini dinilai sarat kepentingan dan berpotensi terjadi kecurangan.
“Tolak Pemilu…Tolak Pemilu…Tolak Jokowi,” teriak massa yang mayoritas mahasiswa dari tanah Papua ini. Mereka juga menyuarakan hak penentuan nasib sendiri sebagai solusi paling demokratis bagi rakyat Papua.
Namun, sebelum mereka sampai di Konjen Amerika Serikat di Jalan Hayam Wuruk, polisi dan pecalang langsung membubarkan aksi mereka.
Mereka kemudian diangkut ke mobil dalmas dan dibawa ke Polresta Denpasar untuk dimintai keterangan.
Sempat terjadi kericuhan saat penangkapan para mahasiswa. Pasalnya, saat dibawa ke mobil dalmas, mereka melawan. Terpaksa mereka diangkut paksa ke mobil.
Menurut anggota polisi di TKP, aksi mahasiswa Papua ini melanggar masa tenang yang ditetapkan penyelenggara pemilu.
Selain ajakan golput dan penentuan nasib sendiri bagi rakyat Papua, aksi mereka berpotensi memicu kericuhan di akar rumput. Karena itu polisi mengambil langkah tegas, mengamankan para mahasiswa itu.