33.4 C
Jakarta
22 November 2024, 13:46 PM WIB

Berantakan Setelah Surat Suara Lambat Kirim dan Banyak Tertukar di TPS

Pelaksanaan Pemilu serentak (Pileg dan Pilpres) 2019 di Kabupaten Buleleng, Rabu (17/4) benar-benar berantakan.

 

Selain logistik tak terkirim tepat waktu,  banyak surat suara yang tertukar dari tempat yang seharusnya.

 

EKA PRASETYA, Singaraja

 

Antrean panjang terjadi hampir di banyak tempat pemungutan suara (TPS) di Buleleng, Rabu pagi.

 

Kebutuhan logistik yang semestinya sudah siap baru bisa dikirimkan pada pukul 06.00 pagi.

 

Bahkan sesuai pantauan Jawa Pos Radar Bali, akibat keterlambatan pengiriman, membuat  banyak TPS yang menerima logistik tak tepat waktu.

 

Beberapa TPS bahkan baru bisa melaksanakan pemilihan pada pukul 09.00 pagi.

 

Seperti di TPS 22, TPS 23, dan TPS 24 Kelurahan Banyuning. Pemungutan suara baru bisa dilakukan pada pukul 09.00 pagi.

 

Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di tiga TPS itu, baru menerima logistik sekitar pukul 07.00 pagi.

 

Setelah dilakukan verifikasi dan penghitungan, baru pukul 09.00 TPS dibuka untuk pemungutan suara.

 

Pengiriman yang terlambat, bukan berarti logistik yang diterima lengkap. Di TPS 22 Kelurahan Banyuning, surat suara yang dikirim bahkan tertukar.

 

TPS 22 Banyuning tidak kebagian surat suara untuk DPRD Kabupaten. Sementara surat suara untuk DPR RI justru berlebihan. Setelah dicek lebih lanjut, ternyata sampul surat suara tertukar dengan TPS di Desa Kalibukbuk.

 

Anggota Panitia Pemungutan Suara (PPS) Kelurahan Banyuning Ida Komang Cakra mengatakan, logistik baru diterima di Kantor Lurah pada pukul 06.00 pagi.

 

Praktis PPS harus segera mendistribusikan logistik tersebut ke masing-masing TPS. Masalahnya, jumlah TPS di Banyuning cukup banyak. Mencapai 51 unit TPS. Artinya ada 255 buah kotak suara yang harus didistribusikan.

“Logistiknya baru kami terima di kantor lurah jam 06.00 pagi. Langsung kami drop ke TPS. Itu baru selesai jam 08.00 pagi. Akhirnya terpaksa mulai di atas jam 08.00 pagi, karena krodit masalah kotak suara. Padahal masyarakat sudah berdatangan dari jam 07.00 pagi,” kata Cakra.

 

Salah satu warga Banyuning, Dewa Nyoman Redana mengaku kecewa pelaksanaan pemilihan di TPS-nya terlambat. Redana mengaku sudah antre sejak pukul 07.00 pagi. Namun TPS baru dibuka pada pukul 08.45.

 

“Ini kan banyak sekali molornya. Kok bisa logistik terlambat sampai. Padahal ini kan terang benderang, nggak ada hujan, nggak ada gempa bumi. Ini nggak masuk akal. Paling tidak satu jam sebelum pencoblosan itu harus sudah siap,” kritiknya.

Pelaksanaan Pemilu serentak (Pileg dan Pilpres) 2019 di Kabupaten Buleleng, Rabu (17/4) benar-benar berantakan.

 

Selain logistik tak terkirim tepat waktu,  banyak surat suara yang tertukar dari tempat yang seharusnya.

 

EKA PRASETYA, Singaraja

 

Antrean panjang terjadi hampir di banyak tempat pemungutan suara (TPS) di Buleleng, Rabu pagi.

 

Kebutuhan logistik yang semestinya sudah siap baru bisa dikirimkan pada pukul 06.00 pagi.

 

Bahkan sesuai pantauan Jawa Pos Radar Bali, akibat keterlambatan pengiriman, membuat  banyak TPS yang menerima logistik tak tepat waktu.

 

Beberapa TPS bahkan baru bisa melaksanakan pemilihan pada pukul 09.00 pagi.

 

Seperti di TPS 22, TPS 23, dan TPS 24 Kelurahan Banyuning. Pemungutan suara baru bisa dilakukan pada pukul 09.00 pagi.

 

Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di tiga TPS itu, baru menerima logistik sekitar pukul 07.00 pagi.

 

Setelah dilakukan verifikasi dan penghitungan, baru pukul 09.00 TPS dibuka untuk pemungutan suara.

 

Pengiriman yang terlambat, bukan berarti logistik yang diterima lengkap. Di TPS 22 Kelurahan Banyuning, surat suara yang dikirim bahkan tertukar.

 

TPS 22 Banyuning tidak kebagian surat suara untuk DPRD Kabupaten. Sementara surat suara untuk DPR RI justru berlebihan. Setelah dicek lebih lanjut, ternyata sampul surat suara tertukar dengan TPS di Desa Kalibukbuk.

 

Anggota Panitia Pemungutan Suara (PPS) Kelurahan Banyuning Ida Komang Cakra mengatakan, logistik baru diterima di Kantor Lurah pada pukul 06.00 pagi.

 

Praktis PPS harus segera mendistribusikan logistik tersebut ke masing-masing TPS. Masalahnya, jumlah TPS di Banyuning cukup banyak. Mencapai 51 unit TPS. Artinya ada 255 buah kotak suara yang harus didistribusikan.

“Logistiknya baru kami terima di kantor lurah jam 06.00 pagi. Langsung kami drop ke TPS. Itu baru selesai jam 08.00 pagi. Akhirnya terpaksa mulai di atas jam 08.00 pagi, karena krodit masalah kotak suara. Padahal masyarakat sudah berdatangan dari jam 07.00 pagi,” kata Cakra.

 

Salah satu warga Banyuning, Dewa Nyoman Redana mengaku kecewa pelaksanaan pemilihan di TPS-nya terlambat. Redana mengaku sudah antre sejak pukul 07.00 pagi. Namun TPS baru dibuka pada pukul 08.45.

 

“Ini kan banyak sekali molornya. Kok bisa logistik terlambat sampai. Padahal ini kan terang benderang, nggak ada hujan, nggak ada gempa bumi. Ini nggak masuk akal. Paling tidak satu jam sebelum pencoblosan itu harus sudah siap,” kritiknya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/