DENPASAR-Anjloknya perolehan suara Partai Golkar saat pemilu serentak 2019 membuat para kader dan pengurus DPD I Partai Golkar Bali benar-benar terpukul.
Plt Ketua DPD I Partai Golkar Bali Gde Sumarjaya Linggih dikonfirmasi, Jumat (19/4) mengatakan, hancurnya suara Partai Golkar Bali itu diakui akibat dampak polemik yang terjadi di internal DPD I Golkar Bali.
Menurutnya, beberapa kali, partai dengan lambing pohon beringin ini terjadi bongkar pasang kepengurusan.
Selain itu, Partai Golkar Bali juga pernah terbelah menjadi dua kubu. Konflik tersebut terjadi hingga berlarut-larut.
Celakanya, kisruh yang terjadi di tubuh partai itu dipertontonkan ke publik. Akibat kisruh kader itu membuat Golkar kehabisan energi saat pemilu serentak.
Di samping konflik internal, Demer juga menyebut kasus yang menjerat Ketua DPD I Golkar Bali sebelumnya I Ketut Sudikerta juga ikut berpengaruh.
Belum lagi Golkar kehilangan dua kepala daerah. Dari awalnya Golkar memiliki tiga kepala daerah, hanya tersisa satu di Karangasem saja.
“Konflik internal yang dipertontonkan ke publik ditambah musibah Pak Sudikerta, cukup berpengaruh pada image partai. Orang melihat (Golkar) jadi jelek,” beber Demer.
Untuk itu, guna membenahi kondisi Golkar Bali, ke depan, di bawah kepemimpinannya Demer berjanji bakal mengevaluasi dan memperbaiki internal partai. Ia akan memilih dan meningkatkan profesionalitas kepengurusan. Target lain yaitu Golkar kembali memiliki minimal tiga kepala daerah di Bali.
“Sampai ke tingkat desa-desa, tingkat terbawah akan kami perbaiki. Kami akan menghimpun kembali yang sudah hilang. Kami akan memperbaiki kelemahan, sehingga didapatkan hasil yang lebih baik,” tandasnya.