MANGUPURA – Desa Blahkiuh kini memiliki bangunan pasar desa adat yang begitu megah, berlantai III dilengkapi basemant.
Pasar Desa Adat Blahkiuh dengan mengambil konsep “lumbung kembar” tersebut, Rabu (24/4) kemarin diresmikan oleh Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta, bertepatan pula dengan piodalan di Pura Melanting Pasar Desa Adat Blahkiuh.
Acara peresmian pasar begitu meriah. Kedatangan Bupati Giri disambut riuhnya tabuh baleganjur dari gabungan pemuda tujuh Banjar se-Desa Blahkiuh.
Dikalungkan rangkaian bunga oleh Jegeg Bagus Blahkiuh dan sepanjang jalan menuju pasar, ratusan krama lanang istri membentuk pagar betis.
Di depan pasar, Bupati Giri juga disambut tari rejang rentang yang dibawakan 140 penari PKK se-Blahkiuh diiringi gambelan Sanggar Seni Banda Yowana Blahkiuh.
Selanjutnya Bupati Giri meresmikan Pasar Desa Adat Blahkiuh ditandai pengguntingan pita dan penandatanganan prasasti.
Setelah meresmikan, Bupati Giri berkesempatan meninjau kondisi pasar dimana para pedagang sudah mulai berjualan disana.
Pada acara peresmian tampak hadir Kapolres Badung AKBP Yudith Satria Hananta, Kabag Humas Badung Putu Ngurah Thomas Yuniarta, Sekretaris Camat Abiansemal IB Mas Arimbawa,
beserta Tripika Kecamatan, Perbekel Blahkiuh I Gusti Ngurah Made Oka, Bendesa Adat Blahkiuh IB Bajra, Kepala Pasar Blahkiuh I Made Sumandia, para kelian adat dan dinas serta tokoh masyarakat.
Dalam sambutannya, Bupati Giri Prasta merasa bangga karena Desa Blahkiuh sudah bersatu untuk membangun desanya.
Ada dua program yang dilaksanakan bupati saat ini yaitu membantu kebutuhan pribadi dan kebutuhan komunal krama Badung.
Kebutuhan pribadi seperti, pendidikan dan kesehatan gratis. Kebutuhan komunal, seperti peson-peson, membangun balai banjar, wantilan, pasar hingga membeli gong.
“Dana masyarakat akan dikelola di rumah tangga masing-masing, dengan itu ekonomi masyarakat meningkat, astungkara kemiskinan turun hingga nol persen,” terangnya.
Mengenai pembangunan pasar, kata bupati, pemerintah ingin memutus mata rantai kaum kapitalis, dan tengkulak, toko modern yang tidak berizin juga akan ditutup.
“Hal ini dilakukan guna menstabilkan harga kebutuhan pokok sehingga dilakukan revitalisasi Pasar Blahkiuh ini,” kata Bupati Giri.
Selain di Blahkiuh juga telah dilakukan revitalisasi pasar di Pecatu, Tegal Darmasaba, Dalung, Sibanggede dan Abiansemal.
Bupati Giri mengharapkan pengelolaan pasar rakyat ini harus bersih, dan pasar di desa harus mempunyai tempat pengolahan sampah sebagai tempat pemilahan sampah plastik dan penyacahan sampah organik untuk pupuk kompos.
“Kalau ini bisa dilakukan, saya yakin Pasar Blahkiuh akan menjadi percontohan di Badung, Bali bahkan Indonesia,” tambahnya.
Dari segi keamanan juga perlu diperhatikan. Bila perlu desa dapat mengajukan permohonan untuk pemasangan CCTV untuk keamanan pasar.
Bupati juga menetapkan Desa Blahkiuh menjadi Ibukota Kecamatan Abiansemal. Untuk itu ke depan Blahkiuh akan ditata dengan baik agar terlihat asri dan indah.
Sementara Bendesa Adat Blahkiuh IB Bajra melaporkan, pembangunan Pasar Blahkiuh dibangun melalui dana APBD Badung tahun anggaran 2018 sebesar Rp 14,9 miliar.
Bangunan pasar terdiri dari tiga lantai dan dilengkapi basemant. Pedagang di Pasar Blahkiuh sebanyak 79 toko, dan 327 los/lapak, di basemant untuk parkir guna mengurangi kekroditan lalin depan pasar.
Di lantai I terdiri dari lapak-lapak penjual daging, sayur, buah, canang dan lainnya serta beberapa toko sembako dan kain.
Di lantai II terdapat toko menjual sembako dan di lantai III terdapat bangunan menyerupai dua buah lumbung.
Atas nama masyarakat Blahkiuh, IB Bajra menyampaikan terima kasih kepada Bupati Badung atas bantuannya sehingga pembangunan pasar
ini dapat terlaksana dengan baik dan kedepannya diharapkan perekonomian masyarakat khususnya di Blahkiuh mampu meningkat.
Tak hanya pasar, bupati telah banyak membantu pembangunan fisik di Blahkiuh seperti Pura Kahyangan Jagat Giri Kusuma, Taman Gili Dukuh sebagai tempat melasti termasuk di Pura Kahyangan Tiga dan pura-pura pemaksan lainnya. (rba)