RadarBali.com – Waduh, buat kalian yang memiliki Coulrophobia atau takut sama badut nampaknya bakal makin ngeri kalau nonton film yang satu ini.
Yeap, yaitu film It. Judul yang sangat singkat bukan? Tapi nyatanya, film yang diadaptasi dari novel karya Stephen King berjudul sama ini sukses menarik minat masyarakat, terutama kalangan anak muda.
Seperti yang terlihat Selasa (12/9) kemarin. Mayoritas penonton film It di Denpasar Cineplex adalah para remaja. Hmm, semenarik itukah filmnya?
Mengambil setting tahun 80-an di sebuah kota yang bernama Derry, It dibuka dengan kemunculan sosok badut misterius yang mengenalkan diri sebagai “Pennywise the Dancing Clown”.
Ia menarik seorang anak lelaki bernama Georgie, yang merupakan adik dari Bill Denbrough (Jaeden Lieberher), ke dalam saluran air.
Sejak saat itulah, kota Derry terus dihantui oleh sosok tersebut yang menyebabkan hilangnya banyak anak-anak.
Beberapa bulan kemudian, Bill yang masih tidak bisa menerima kehilangan adiknya berkumpul dengan beberapa teman sekolahnya.
Mereka adalah Stanley Uris (Wyatt Oleff), Eddie Kaspbrak (Jack Dylan Grazer), Richie Tozier (Finn Wolfhard), Ben Hanscom (Jeremy Ray Taylor), Beverly Marsh (Sophia Lillis), dan Mike Hanlon (Chosen Jacobs).
Bersama, mereka menyebut diri sebagai The Loser Club. Dipicu oleh rasa takut yang dimiliki masing-masing individu, mereka mulai bertemu dengan sosok badut misterius yang menyeramkan.
Mereka pun menyebutnya dengan “it”. Bill yang merasa yakin bahwa sosok tersebut adalah penyebab hilangnya Georgie dan semua anak lain berusaha mengajak teman-temannya di The Loser Club untuk memburu “it”.
Namun, yang akan mereka hadapi selanjutnya justru lebih mengerikan dari yang mereka bayangkan.
Film ini sangat unik.
Tidak seperti film horor lainnya yang hanya menyajikan adegan-adegan menegangkan dan menyeramkan dari awal sampai akhir, film It justru menampilkan ide cerita yang lebih manusiawi.
Yakni, rasa takut. Ya, semua tokoh dalam film ini memiliki rasa takut masing-masing. Tapi, mendekati akhir cerita, kalian akan diajarkan untuk mengalahkan rasa takut itu.
Kalau nggak, nanti bisa-bisa kalian diseret sama Pennywise. Hihihi… Selain itu, sisi manusiawi lainnya yang dapat kalian tangkap adalah tentang kepercayaan pada sahabat.
Well, meski mereka menyebut diri sebagai The Loser Club, tapi pada akhirnya kalian nggak bakal deh memandang mereka seperti itu.
Oh iya, better watch out for some harsh and cruel contents. Memang sih yang main masih anak-anak, tapi siap-siap deh untuk ketemu kisah yang cukup gloomy dan penuh prahara remaja.
Kita ambil yang positif-positifnya aja, okay? Likewise, meski nampaknya film ini cukup menarik dari segi cerita, tapi masih ada beberapa plot hole yang belum terjawab.
Seperti misalnya tentang sosok Pennywise sendiri. Hmm, apakah ini mengisyaratkan kemungkinan adanya sekuel atau prekuel? Seandainya iya, apa kalian bakal menantikannya, sobat Zetizen? Hihihi…