RadarBali.com — Kejadian nahas menimpa I Wayan Suweta, warga Banjar Taman, Desa Gubug, Tabanan.
Saat membakar ilalang, diduga tiba-tiba penyakit stroke-nya kumat. Petani berusia 60 tahun ini pun jatuh, lalu tewas terpanggang.
Peristiwa ini berawal ketika usai makan, korban pamit kepada istrinya, Ni Nyoman Netri, 59, untuk membersihkan ilalang sekaligus mencari rumput untuk pakan ternak sapi di kebun milik Anak Agung Dananjaya, di selatan rumahnya.
Sejak enam bulan lalu, korban memang menggarap lahan milik Dananjaya, serta hampir setiap sore datang ke lahan tersebut untuk membersihkan ilalang dan mencari rumput untuk memberi makan tiga sapi yang dipeliharanya.
”Setelah makan siang, tadi pergi nyabit rumput,” kata Netri. Kejadian nahas ini pertama kali diketahui I Made Suryadiasa, 35, warga Perum Sastra Loka Blok B Nomor 3, Banjar Taman.
Kebetulan, lokasi lahan berdampingan dengan perumahan tersebut. Api yang membesar dan membuat asap beterbangan kian kemari, termasuk ke rumah membuat warga tak nyaman.
Termasuk Surya yang sedang tidur pun terbangun, dan melihat ke arah asap melalui jendela belakang rumahnya.
Ia melihat api membakar ilalang. Yang membuat dia terkejut, ada seseorang tergeletak di tengah ilalang yang terbakar. “Saya sampai loncat dari jendela,” katanya.
Surya pun mencoba menarik tubuh korban dari amukan api yang membakar pakaiannya juga. Namun, upaya Surya tak berhasil. Ia pun memberitahukan warga.
Lalu datang beberapa warga, di antaranya I Wayan Suyadnya, 63. Setelah api bisa dipadamkan, warga mengangkat tubuh korban yang sudah terbakar sekitar 80 persen menjauh dari kobaran api ilalang ke atas tikar.
“Tubuhnya sudah melepuh. Tapi masih terdengar nafas korban, namun dari mata sudah mengeluarkan darah, dan kaku,” katanya.
Kapolsek Tabanan Kompol Gede Made Surya Atmaja menjelaskan, dugaan kuat, saat membakar ilalang, stroke yang diderita korban kumat.
Korban lalu terjatuh di ilalang yang terbakar hingga tubuh korban turut terbakar. ”Sebelumnya korban sudah pernah membakar alang-alang di lokasi tersebut,” terangnya.
Menurut pihak keluarga, kata dia, korban menderita stroke sejak 13 April 2008 lalu, dan sampai meninggal dunia masih dalam perawatan dokter.
Katanya, keluarga korban pun menerima kematian korban sebagai musibah, dan menolak untuk dilakukan otopsi.
Kata dia, pihak keluarga masih menunggu jenazah korban dari RS Tabanan untuk selanjutnya dimakamkan setelah mencari hari baik.