32.4 C
Jakarta
12 September 2024, 15:41 PM WIB

Sriani, TKI Asal Ubud Jarang Kirim Uang, Kerap Ngeluh Telat Gajian

RadarBali.com – Kabar meninggalnya Ni Wayan Sriani di Nigeria sudah tersebar di Banjar Bentuyung, banjar yang menjadi kediaman Sriani dan suaminya Gusti Nyoman Putra, 51.

Meninggalnya korban juga menyisakan duka bagi keluarga besar. Anak tiri Sriani, Gusti Ayu Putri, mengaku, ibu tirinya tak dilindungi asuransi.  “Asuransi tidak ada,” terang Ayu Putri.

Selama berada di Nigeria, Ayu Putri mengaku jika ibu tirinya itu sering mengeluh kepada ayahnya. “Kata teman-temannya di sana, kerja di sana meaget lacuran (untung rugi, red). Kalau dapat bos baik, tiap bulan digaji,” kenang Ayu Putri menirukan curhat Sriani.

Apabila dapat bos yang tidak baik, usahanya merugi atau sejenisnya, maka akan bunting. “Kalau tidak, gitu dah, lama tidak dapat gaji,” imbuhnya.

Untuk Sriani sendiri, tergolong jarang mengirimkan uang ke Bali. “Ngih (ya, red) jarang. Kata ajik (ayahnya, red), satu setengah tahun lalu kirim Rp 3,6 juta, itu yang terakhir,” jelasnya.

Kemudian, pada Agustus 2016 lalu lanjut Ayu Putri, Sriani mengeluh ingin kembali ke Bali. “Pernah ngeluh pingin pulang, tapi nunggu gajinya belum dibayar lima bulan,” tukasnya.

RadarBali.com – Kabar meninggalnya Ni Wayan Sriani di Nigeria sudah tersebar di Banjar Bentuyung, banjar yang menjadi kediaman Sriani dan suaminya Gusti Nyoman Putra, 51.

Meninggalnya korban juga menyisakan duka bagi keluarga besar. Anak tiri Sriani, Gusti Ayu Putri, mengaku, ibu tirinya tak dilindungi asuransi.  “Asuransi tidak ada,” terang Ayu Putri.

Selama berada di Nigeria, Ayu Putri mengaku jika ibu tirinya itu sering mengeluh kepada ayahnya. “Kata teman-temannya di sana, kerja di sana meaget lacuran (untung rugi, red). Kalau dapat bos baik, tiap bulan digaji,” kenang Ayu Putri menirukan curhat Sriani.

Apabila dapat bos yang tidak baik, usahanya merugi atau sejenisnya, maka akan bunting. “Kalau tidak, gitu dah, lama tidak dapat gaji,” imbuhnya.

Untuk Sriani sendiri, tergolong jarang mengirimkan uang ke Bali. “Ngih (ya, red) jarang. Kata ajik (ayahnya, red), satu setengah tahun lalu kirim Rp 3,6 juta, itu yang terakhir,” jelasnya.

Kemudian, pada Agustus 2016 lalu lanjut Ayu Putri, Sriani mengeluh ingin kembali ke Bali. “Pernah ngeluh pingin pulang, tapi nunggu gajinya belum dibayar lima bulan,” tukasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/