DENPASAR – Meski sempat dibubarkan aparat kepolisian, aktivitas tajen terbesar di Denpasar di Banjar Mertajaya, Gunung Agung, masih berlangsung hingga kini.
Hal ini menarik reaksi sejumlah pihak. Terutama masyarakat yang mengharapkan adanya tindakan tegas dari aparat kepolisian.
Menurut warga setempat yang menolak aktivitas tajen, sampai saat ini tajen di Banjar Mertajaya masih berlangsung.
Dia juga heran, mengapa aktivitas tajen dengan jumlah perputaran uang mencapai miliaran rupiah itu bisa kembali beroperasi setelah sempat dibubarkan oleh polisi.
“Saya mengapresiasi kinerja Kapolda Bali dalam memberantas premanisme dan narkoba. Tapi kenapa ke judi tajen ini masih lemah,” ujar sumber yang menolak namanya dimediakan.
Seperti hasil penelusuran wartawan media ini waktu lalu, arena tajen di banjar Mertajaya ini sendiri terlihat ramai.
Dari depan mulut gang tampak beberapa pria berpakaian poleng bertugas mengatur keluar masuk kendataan dari dan menuju arena tajen yang letaknya sekitar 100 meter ke dalam gang arah selatan.
Saat masuk lebih ke dalam lagi, di sisi kiri dan kanan jalan gang menuju arena tajen itu juga terlihat dipantau ketat oleh beberapa pria yang duduk di kiri dan kanan jalan.
Dari informasi di sana, seharinya pengelola bisa mendapatkan penghasilan lebih dari Rp 100 juta dari penjualan tiket masuk. Nilai itu belum ditambah dari penghasilan tajen.
Terkait aktivitas judi tajen tersebut, Kabidhumas Polda Bali Kombes Hengky Widjaja mengatakan bahwa pihak Polda Bali akan melakukan koordinasi dengan sejumlah bagian terkait untuk memberikan langkat tepat terkait penanganan judi tajen ini.
“Ya nanti dikoordinasikan dengan Ditreskrimum dulu, kemudian baru ke polres dan tingkat polsek,” tandas perwira dengan melati tiga di pundak ini.