BULELENG – Petani stroberi di Pancasari, Sukasada, Buleleng resah.
Keresahan petani ini menyusul dengan wabah serangan hama slug atau siput telanjang alias bekicot tanpa cangkang yang menyerang buah stroberi milik mereka.
Akibat wabah hama slug, buah stroberi milik petani yang sudah siap petik terancam gagal panen
“Serangan hama tersebut sudah terjadi sejak tiga bulan lalu yang diserang adalah buah stroberi yang siap dipanen,” kata salah seorang petani buah stroberi Ketut Budiarta asal Banjar Sari Kelod, Desa Pancasari saat dijumpai dikebun stroberi miliknya Rabu (1/5) kemarin.
Dikatakan pria berusia 44 tahun, hama sejenis ulat ini berkembang pada media tanam dengan cara bertelur. Perkembangbiakannya sangat cepat telur menepel pada plastik yang tertempel pada tanah.
Mengatasi serang hama slug para petani stroberi di Pancarsari mencoba menggunakan racun siput untuk membasmi hama tersebut. Karena hama tersebut berlendir sehingga petnai stroberi gunakan racun hama bekicot.
“Racun ini digunakan dengan cara menambur pada tanaman stroberi yang terserang hama slug. Namun tidak serta merta mampu membasmi hama slug. Karena perkembangbiakan yang cukup besar,” beber petani stroberi yang memiliki luas lahan pertanian stroberi seluas 20 are.
Serangan hama ini membuat para petani di desa Pancasari, Sukasada terancam gagal panen. Pasalnya buah stroberi yang setiap dua hari sekali rusak dipanen.
“Buah stroberi tidak membusuk namun seperti usai dimakan ulat atau hama lainnya,” ungkapnya.
Dijelaskan Buadirta dirinya dan para petani stroberi Pancasari belum tahu apa penyebab hama slug tersebut muncul pada tanaman buah stroberi.
Namun banyak petani yang mengatakan faktor cuaca dimusim hujanlah penyebabnya. Kondisi tanah yang selalu basah dan lebab sehingga memuncul hama.
“Saat ini kami masih gunakan racun bekicot untuk membasmi hama tersebut. Sembari menunggu informasi dari Penyuluh Lapangan (PPL) Dinas Pertanian Wilayah Binaan Pancasari cara mengatasi serangan hama ini,” pungkasnya.