LEGIAN – Jalan Raya Legian No 186 Kuta, Selasa siang kemarin terlihat tegang. Hal itu dipicu kemuculan sejumlah pria di TKP.
Para pria berwajah sangar itu terlihat menutup paksa dan menggembok toko art shop Mayang Bali.
Tidak hanya itu saja, para pemuda berjumlah lebih dari 30 orang ini juga mengusir para pegawai toko yang saat itu sedang bekerja.
Kepada awak media, sang pemilik toko bernama Sonny menyatakan jumlah pria berbadan kekar itu sekitar delapan orang yang masuk bicara dengan Sonny di dalam toko.
Sedangkan yang lain berada di luar toko dan di seberang jalan. Pemilik toko Mayang Bali itu mengaku orang suruhan Feric Setiawan yang memintanya untuk mengosongkan tempat dan mengambil alih toko.
Namun, Sony minta surat kuasa dari Feric. Namun, oleh para pemuda gempal itu mereka tidak menunjukkan.
Bahkan, ada yang mengaku sebagai pengacaranya Feric. ”Lagi-lagi setelah minta surat kuasa, mereka tidak tunjukkan juga. Karena itu, saya keberatan untuk mengosongkan toko.
Yang telah dilakukan ini hal yang tidak menyenangkan sebagai warga negara Indonesia. Ini saya akan bersurat besok (hari ini) ke Polda Bali. Saya dan karyawan terkesan diusir paksa ,” tuturnya.
Dijelaskan Sony, kejadian ini berawal pada tahun 2017 lalu ia dikenalkan oleh dua orang temannya Rudy dan Andre kepada Feric.
Selanjutnya terjadi transaksi pinjam-meminjam dengan jaminan sertifikat tanah dan bangunan senilai Rp 25 miliar.
Namun, Feric baru mentransfer ke rekening atas nama Sony senilai Rp 19 miliar lalu ada kesepakatan yang ditandatangani jaminannya sertifikat.
Masih ada sisa Rp 6 miliar. “Kalau Pak Feric lunasi sisanya, saya siap dikosongkan tempat tersebut. Lucu, ini belum dikasih lunas kok mau kosongin tempat saya,
jelas saya keberatan. Atau mari kita sama-sama duduk bicarakan baik-baik. Saya siap supaya kita sama-sama enak,” pintanya.
Sony mengaku kecewa dengan aksi yang mirip premanisme tersebut. Apalagi, kejadian ini berlangsung di kampung turis, Legian. Sehingga dikhawatirkan akan dapat mempengaruhi pariwisata.
“Banyak wisatawan asing melihat kejadian ini. Banyak pria bertato dan berbadan kekar. Sangat disayangkan pakai cara – cara seperti ini.
Bahkan, saya persilakan mereka untuk lapor polisi supaya kita selesaikan secara hukum tapi mereka tidak mau,” pungkasnya.
Sementara Feric Setiawan yang dikonfirmasi via telepon genggam Selasa malam kemarin, mengatakan tidak tahu soal rencana penutupan dan pengambilalihan toko Mayang Bali itu.
“Saya tidak tau. Ada teman saya yang urus. Saya capek, mau istirahat. Terimakasih,” ucapnya singkat.