BULELENG – Sejak ditetapkan sebagai Desa Wisata, geliat pariwisata Desa Sumberkima, begitu cepat. Perkembangannya begitu pesawat.
“Kebetulan banyak potensi yang bisa kami jadikan aset wisata. Mulai dari daerah pesisir pantai dengan mempromosikan Gili Putih.
Daerah perbukitan dengan wisata hamparan alamnya dan pesona pegunungan yang dapat dilihat dari desa Sumber Kima,” terang Perbekel Desa Sumber Kima I Nengah Wirta.
Selain itu beberapa pontesi seni dan budaya yang Sumber Kimi miliki yang dapat dijual kepada para wisatawan yang berkunjung.
Di antara tradisi gebug ende dan tarian tari dewa ayu yang sakral. Karena tidak bisa dipentaskan secara sembarangan. Tarian baru dapat dilihat setiap ada upacara di masyarakat.
“Kedepan daerah akan kami bangunan akomodasi perhotelan. Karena selama ini untuk pembangunan pariwisata baru ada beberapa bangunan
hotel dan villa milik dari PT. Sumber Kima Hill. kami akan bangun akomodasi pariwisata di daerah pantai,” ungkap I Nengah Wirta.
Untuk wisata laut ada beberapa potensi yang pihaknya akan promosikan yakni terumbu karang bekerja sama dengan yayasan metamorfose.
Sehingga nantinya Sumber Kima sebagai salah satu dengan pelestarian terumbu karang. Sisi lainnya juga wisatawan juga dapat melakukan wisatawan air seperti diving dan snorkeling.
“Selain itu ada pontensi kerajinan hasil masyarakat sumber kima yang kami dapat jual yakni kerajinan patok kepala, kulit kerang dan kerajinan lainnya,” papar berusia 38 tahun ini.
Untuk pengelola desa wisata sumber kima. Pihaknya sudah berkoordinasi dengan dinas pariwisata Buleleng. agar dapat membentuk badan pengelola desa wisata.
Sehingga pariwisata yang berkunjung ke gili putih dapat dikenakan retribusi. Hasil menjadi pendapatan desa.
“Selama ini gili putih belum tergarap sama sekali. Masyarakat yang datang free atau gratis. Hanya yang merasakan dampak sopir boat dan nelayan
yang memiliki perahu. Karena ketika wisatawan akan berkunjung harus mempergunakan transportasi tersebut,” pungkasnya.