GIANYAR – Pekan awal Liga 1 2019, Bali United harus dihadapkan dengan pilihan yang sulit. Dipekan pertama, Serdadu Tridatu harus menjamu Persebaya Surabaya.
Sementara pekan kedua, giliran Bhayangkara FC yang menyambangi Stadion Kapten I Wayan Dipta.
Yang menjadi masalah lainnya adalah dua laga kandang, Serdadu Tridatu tanpa penonton akibat sanksi yang diberikan oleh Komdis PSSI musim lalu.
Tepatnya pada pekan ke-33, suporter Bali United sedikit berulah dengan menyalakan cerawat, kembang api, hingga bom asap saat menghadapi Persija Jakarta.
Beberapa kali pula pertandingan harus dihentikan sementara oleh wasit. Selain sanksi tanpa penonton, Bali United juga mendapatkan sanksi berupa denda.
Tentu hal ini sangat merugikan Serdadu Tridatu secara keseluruhan. CEO Bali United Yabes Tanuri tidak mau berkomentar mengenai masalah ini.
Termasuk saat ditanya apakah laga tanpa penonton di kandang sendiri bisa mempengaruhi mental bertanding para pemain Serdadu Tridatu.
“Saya no comment,” ucapnya singkat. Ketika disinggung apakah Manajemen Serdadu Tridatu mengajukan banding kepada Komdis PSSI, Yabes juga tidak mau menjawabnya secara spesifik.
Banding bisa saja diberikan dan ada kemungkinan sanksi lebih ringan seperti kasus yang menimpa Persib Bandung.
Awalnya Persib Bandung mendapatkan sanksi memainkan laga tanpa penonton di daerah netral hingga akhir Liga 1 2018 setelah insiden pengeroyokan salah seorang supporter Persija Jakarta.
Bukan itu saja, Persib juga mendapatkan sanksi larangan bertanding tanpa penonton di kandang mereka sendiri selama paro musim.
Tetapi banding yang diajukan Manajemen Maung Bandung diterima oleh Komdis PSSI. Selama paro musim, supporter Persib Bandung diperbolehkan menyaksikan langsung pertandingan kandang tetapi tanpa atribut Persib.
“Kita lihat saja nanti kabarnya seperti apa ya,” ucap Yabes ketika ditanya mengenai apakah mengajukan banding atau tidak.