25.5 C
Jakarta
21 November 2024, 7:07 AM WIB

Harga Kelewat Mahal, Operasi Pasar di Buleleng Tanpa Bawang Putih

SINGARAJA – Upaya pemerintah menekan harga bahan pokok, lewat operasi pasar agaknya masih setengah hati.

Bahan pokok yang harganya masih melambung tinggi, justru tak disediakan saat operasi pasar. Akibatnya harga komoditas pun masih relatif tinggi.

Komoditas yang tak disediakan dalam operasi pasar adalah bawang putih. Saat ini bawang putih masih dijual Rp 60 ribu per kilogram.

Padahal harga eceran tertinggi (HET) hanya Rp 32 ribu. Sayangnya saat operasi pasar digelar di Pasar Banyuasri pagi kemarin (12/5), bawang putih tak tersedia.

Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Buleleng hanya membawa sejumlah komoditas, seperti susu, telor, beras, minyak, tepung, dan gula.

Sementara komoditas lain seperti bawang merah, bawang putih, dan cabai, tak tersedia. Sekretaris TPID Buleleng Desak Putu Rupadi mengatakan, pemerintah sengaja menggelar pasar murah untuk menekan laju inflasi selama Ramadhan dan jelang Idul Fitri.

Berkaca pada pengalaman tahun-tahun sebelumnya, laju inflasi selalu meningkat jelang hari raya.

“Kami ingin kendalikan harga, supaya kebutuhan pokok bisa terjangkau masyarakat. Laju inflasi juga bisa terkendali. Sejauh ini stok aman dan suplai aman,” kata Rupadi.

Disinggung soal komoditas bawang putih, Rupadi menyebut pasokan komoditas dalam kondisi aman. Padahal harga di pedagang masih relatif tinggi.

“Komoditas bumbu dapur stoknya masih aman. Tidak seperti sebelumnya, bawang putih yang melambung. Sebelumnya memang bumbu dapur naik, tapi sekarang sudah terkendali,” klaim Rupadi.

Dalam operasi pasar kemarin, komoditas yang diserbu pembeli adalah telur. Dalam waktu sekejap, telur sudah ludes diborong pembeli.

Rencananya operasi pasar akan dilakukan hingga 1 Juni mendatang. Operasi pasar menyasar sejumlah pasar.

Yakni Pasar Banyuasri, Pasar Anyar, Pasar Madenan, Pasar Kubutambahan, Pasar Bungkulan, Pasar Pengastulan, Pasar Busungbiu, Pasar Banjar, Pasar Pancasari, dan Pasar Gerokgak. 

SINGARAJA – Upaya pemerintah menekan harga bahan pokok, lewat operasi pasar agaknya masih setengah hati.

Bahan pokok yang harganya masih melambung tinggi, justru tak disediakan saat operasi pasar. Akibatnya harga komoditas pun masih relatif tinggi.

Komoditas yang tak disediakan dalam operasi pasar adalah bawang putih. Saat ini bawang putih masih dijual Rp 60 ribu per kilogram.

Padahal harga eceran tertinggi (HET) hanya Rp 32 ribu. Sayangnya saat operasi pasar digelar di Pasar Banyuasri pagi kemarin (12/5), bawang putih tak tersedia.

Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Buleleng hanya membawa sejumlah komoditas, seperti susu, telor, beras, minyak, tepung, dan gula.

Sementara komoditas lain seperti bawang merah, bawang putih, dan cabai, tak tersedia. Sekretaris TPID Buleleng Desak Putu Rupadi mengatakan, pemerintah sengaja menggelar pasar murah untuk menekan laju inflasi selama Ramadhan dan jelang Idul Fitri.

Berkaca pada pengalaman tahun-tahun sebelumnya, laju inflasi selalu meningkat jelang hari raya.

“Kami ingin kendalikan harga, supaya kebutuhan pokok bisa terjangkau masyarakat. Laju inflasi juga bisa terkendali. Sejauh ini stok aman dan suplai aman,” kata Rupadi.

Disinggung soal komoditas bawang putih, Rupadi menyebut pasokan komoditas dalam kondisi aman. Padahal harga di pedagang masih relatif tinggi.

“Komoditas bumbu dapur stoknya masih aman. Tidak seperti sebelumnya, bawang putih yang melambung. Sebelumnya memang bumbu dapur naik, tapi sekarang sudah terkendali,” klaim Rupadi.

Dalam operasi pasar kemarin, komoditas yang diserbu pembeli adalah telur. Dalam waktu sekejap, telur sudah ludes diborong pembeli.

Rencananya operasi pasar akan dilakukan hingga 1 Juni mendatang. Operasi pasar menyasar sejumlah pasar.

Yakni Pasar Banyuasri, Pasar Anyar, Pasar Madenan, Pasar Kubutambahan, Pasar Bungkulan, Pasar Pengastulan, Pasar Busungbiu, Pasar Banjar, Pasar Pancasari, dan Pasar Gerokgak. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/