DENPASAR-Cekcok antar kader PDI Perjuangan sebelum rapat paripurna DPRD Bali, Selasa (14/5) menuai banyak respon publik.
Meski aksi premanisme yang dilakukan anggota Fraksi PDIP yang juga Sekretaris Komisi I DPRD Bali I Dewa Nyoman Rai terhadap Ketua Fraksi PDIP DPRD Bali Kadek Diana diakui karena diduga buntut dari cekcok di whatsapp (WA) grup, namun atas dugaan itu, pihak terlapor (Dewa Rai) belum bisa dikonfirmasi.
Seperti dibenarkan Pelapor yang juga Ketua Fraksi PDIP DPRD Bali I Kadek Diana. Ditemui usai melapor ke SPKT Polda Bali, ia mengatakan bahwa sebelum peristiwa pemukulan, dirinya dan Dewa Rai sempat bertemu sekitar sebulan lalu atau tepatnya sebelum pencoblosan pada 17 April 2019 lalu.
Kata Kadek Diana, ia mengaku sempat bertemu dengan Dewa Rai.
Saat itu kata Diana, dirinya sempat berjalan berdampingan sambil bercerita tentang kondisi politik.
“Sebulan lalu menjelang pencoblosa saya ketemu dia (Dewa Rai). Saya berjalan dengan dia. Saya tanya dia, Pak Dewa kira-kira bagaimana peluangnya untuk Pileg ini, yakin lolos atau tidak?. Dia jawab rage sing sangat sing (saya tidak begitu serius). Saya bilang harus serius. Maksimal dulu berjuang supaya bisa lolos,” bebernya.
Dia kemballi menekankan bahwa keduanya tidak memiliki masalah pribadi.
Buktinya kata dia, selama ini keduanya sering ketemu dan berada di dalam satu gedung di DPRD Bali.
Seperti diketahui, akibat aksi pemukulan yang dilakukan Dewa Rai, Kadek Diana harus dilarikan ke RSUD Bali Mandara dan mendapat lima jahitan di pelipis bagian kiri.