RadarBali.com – Waspada! Lama senyap, virus flu burung kembali menyerang Indonesia, khususnya Bali. Bisa jadi ini adalah kasus pertama setelah vakum bertahun-tahun.
Ada tiga pasien yang diduga (suspect) atau terinfeksi flu burung. Seorang pasien berasal dari Batu Bulan, Gianyar.
Dua pasien lainnya berasal dari Nusa Penida, Klungkung. Satu di antaranya telah meninggal dunia. Pasien yang meninggal diketahui berasal dari Banjar Minggir, Batununggul, Nusa Penida.
Satu nama terduga pengidap virus flu burung yang berhasil dilacak Jawa Pos Radar Bali adalah Kadek Davina.
Buah hati pasangan suami istri Putu Laba Yasa, 27 dan Gede Tantri Kusuma Paramita, 23, ini diduga terinfeksi virus H5N1 masih mendapat perawatan medis di sal isolasi RS Sanglah.
Yasa yang ditemui di RS Sanglah menceritakan awal gejala penyakit yang diderita buah hatinya yang masih berusia 2 bulan.
Davina terlahir secara normal dengan berat 36 kilogram dan panjang 48 cm. Tak ada gejala penyakit apapun yang dideritanya.
Namun setelah berusia dua bulan baru timbul gejala sesak nafas diikuti dengan panas, batuk-batuk dan sesak nafas yang agak berat.
“Tidak ada gejala flu. Davina saya bawa ke Puskesmas Nusa Penida untuk diperiksa kondisinya. Namun pihak medis menyarankan untuk dirujuk kembali ke RSUD Klungkung. Barulah saya ketahui Davina diduga terinfeksi flu burung,” ungkapnya, sedih.
Dikatakan Yasa, sebulan lalu sebelum kejadian yang menimpa anaknya di rumah di Banjar Minggir Desa Batununggul, Nusa Penida.
Rumah warga yang memiliki hewan peliharaan jenis unggas yakni ayam kampung mati secara tiba-tiba (grubuk).
Disebutkan setiap harinya ada 10 – 5 ekor ayam kampung mati. Namun masyarakat tak menggubris hal tersebut. Menyangka kematian seperti itu hal biasa terjadi pada hewan peliharaan.
“Untuk satu pasien yang meninggal dari Nusa Penida, memang itu dari Banjar kami. Tetapi saya tidak tahu bahwa pasien yang berasal dari Nusa Penida tersebut positif terinveksi virus H5N1 atau tidak,” akunya.
Hingga kemarin, Davina masih dalam kondisi kritis. Katanya dokter belum mengambil sampel darah pada buah hatinya.
Sementara untuk bernafas anaknya dibantu dengan alat pernafasan yang terpasang di tiga titik. Yakni, di kedua tangan kemudian di bagian mulut.