SEMARAPURA – Terkuak sudah alasan Bupati Klungkung Nyoman Suwirta mundur dari Partai Gerindra yang membesarkan namanya selama ini.
Selain ingin fokus menyelesaikan tugasnya sebagai Bupati Klungkung, Suwirta merasa tidak dibutuhkan lagi di Partai Gerindra.
Hal itu terjadi setelah dirinya mengetahui dikeluarkan dari grup WhatsApp (WA) DPC Partai Gerindra Klungkung.
Ketua DPC Gerindra Klungkung I Wayan Baru yang dikonfirmasi terpisah mengatakan, pengunduran diri Suwirta dari kader DPC Partai Gerindra merupakan hal biasa dalam berorganisasi.
Hanya saja, dia menyayangkan Suwirta tidak mengantarkan surat pernyataan pengunduran diri dan KTA Gerindra ke Kantor DPC Gerindra Klungkung sendiri.
Menurutnya hal itu bentuk tidak dihargainya Partai Gerindra yang telah mengusung Suwirta hingga kini menjabat Bupati Klungkung dua periode.
“Tidak ada hubungannya sama sekali dikeluarkan dari WA dengan Gerindra tidak membutuhkan. Tidak ada hubungannya sama sekali.
Bedakan dong WA dengan di partai. Kecuali saya panggil dia (Suwirta). Tolonglah berbicara secara profesional, jangan menafsirkan saja,” kata Wayan Baru.
Ia pun mengenang janji Suwirta yang kerap sekali mengatakan tidak akan keluar dari Partai Gerindra. Itu lantaran Suwirta merasa berhutang pada Gerindra.
Meski begitu pihaknya mengaku biasa-biasa saja dengan mundurnya Nyoman Suwirta dari Partai Gerindra.
Sebelumnya, Suwirta mengakui belum bisa berbuat banyak untuk partai karena terlalu fokus mengabdikan diri kepada masyarakat Klungkung selaku Bupati Klungkung.
“Saya dulu juga bukan orang partai sehingga pikiran saya lebih banyak meng-entrepreneur masyarakat,” ujar Suwirta.
Kekurangannya sebagai pengurus partai itu pun semakin ia rasakan setelah mengetahui dirinya telah dikeluarkan dari group WhatsApp (WA) DPC Partai Gerindra Klungkung.
Saat itulah ia merasa tidak dibutuhkan lagi dan diberikan jalan untuk keluar dari Partai Gerindra. Suwirta mengatakan, keputusan mundur itu tidak diam ambil langsung.
Tapi, dia terus merenung dengan isi screenshot percakapan grup WA DPC Partai Gerindra Klungkung yang tidak hanya berisi
pemberitahuan dia dikeluarkan, namun juga tentang kalimat komentar salah satu anggota yang mengatakan “Gerindra harus bersih-bersih”.
Setelah lama merenung sendiri dan terus melakukan komunikasi dengan sang istri, ia akhirnya memutuskan untuk mundur dari Partai Gerindra.
“Katanya mau bersih-bersih, berarti saya kotor. Karena saya menganggap saya kotoran di sana, saya keluar saja. Mereka kasi jalan, ya saya harus tahu diri.
Karena saya bukan anggota partai yang militan. Saya juga tidak pernah bisa mengurus partai. Belum ada dari Partai Gerindra yang menghubungi saya,” ujarnya.
Terkait dirinya yang tidak mengantar sendiri surat pernyataan pengunduran diri dan KTA Gerindra-nya, hal itu lantaran ia sangat sensitif.
“Saya tidak tega melihat situasi ini. Tetapi saya tahu diri. Karena saya dikasi jalan maka saya ikuti jalan itu,” kata ayah tiga orang anak ini.