NEGARA –Banjir bandang yang terjadi Kamis malam (23/5) sore hingga malam tak hanya membuat jalur mudik lumpuh.
Namun akibat banjir yang disebabkan akibat hujan deras yang terjadi sejak Kamis sore juga menyebabkan sejumlah fasilitas maupun pemukiman warga di Jembrana ikut terkena dampak.
Pantauan Jawa Pos Radar Bali, Jumat (24/5), akibat banjir bandang di Kabupaten Jembrana, terdapat 8 desa terdampak.
Selain puluhan rumah warga dan jalan terendam, sejumlah infrastruktur dan fasilitas umum juga rusak parah.
Adapun dari pantauan, banjir terparah terjadi di desa atau kelurahan yang berada di sekitar daerah aliran sungai (DAS).
Akibat derasnya hujan, sungai Ijogading meluap merendam rumah warga di Kelurahan Loloan Barat, Loloan Timur, Kelurahan Pendem, dan Kelurahan Baler Bale Agung.
Selain sungai, saluran air irigasi yang meluap merendam puluhan rumah warga di Desa Kaliakah, hingga ke wilayah Kelurahan Banjar Tengah, Lelateng dan Tegal Badeng Timur.
Aliran sungai Ijogading merendam puluhan rumah warga, di Kelurahan Loloan Timur merendam rumah sekitar 40 kepala keluarga (KK) dengan jumlah 100 jiwa lebih.
Selain itu, masih akibat banjir banjir, juga menyebabkan perabotan rumah tangga dan ternak warga hanyut
“Ada warga juga yang digigit ular saat banjir. Korban sudah mendapat perawatan di rumah sakit,” kata Kepala Lingkungan Loloan Timur Mustahidin.
Sementara di Kelurahan Loloan barat juga merendam puluhan rumah warga yang berada di pinggir aliran sungai.
Salah satunya rumah Jami’iyah, air merendam hingga lebih dari separuh rumahnya. Akibatnya, seluruh barang yang ada dalam rumah terendam air dan lumpur. Barang elektronik juga rusak. “Semalam (Kamis malam), hanya keliatan gentengnya,” ujarnya.
Rumah warga di Lingkungan Pendem, Kelurahan Pendem juga nyaris hilang diseret derasnya air. Rumah yang dihuni dua kepala keluarga, Ketut Suarsa, 67, rusak parah pada bagian dan kamar mandi.
Tembok hancur dan atap rumah jatuh. Air hujan juga merendam rumah hingga menyebabkan kerusakan, terutama barang elektronik. “kalau yang elektronik sudah tidak bisa dipakai lagi,” kata Gede Purita,47, anak dari Suarsa.