GILIMANUK – Arus mudik yang melalui Pelabuhan Gilimanuk terus meningkat menjelang H-2 Hari Raya Idul Fitri, Rabu (5/6) lusa.
Peningkatan pemudik ini, membuat pemudik harus antre lama sebelum masuk kapal. Menurut sejumlah pemudik dari awal masuk antrean hingga akan masuk kapal untuk roda empat rata-rata menghabiskan waktu hingga 5 jam.
Sedangkan motor antre paling lama sekitar 2 jam. Antrean paling lama dialami truk dan bus yang antre hingga lebih dari 7 jam.
Berdasar data produksi dari Pelabuhan Gilimanuk, jumlah kendaraan mengalami peningkatan drastis.
Berdasar data hari Sabtu pukul 09.00 Wita hingga Minggu 09.00 wita, jumlah penumpang yang sudah menyeberang 36.532 orang.
Sementara roda dua sebanyak 15.149 unit, roda empat 7.275 unit. Jumlah ini mengalami peningkatan drastis dibanding tahun lalu pada hari yang sama.
Meski terjadi peningkatan lalulintas pemudik, GMPT. ASDP Indonesia Ferry Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk Fahmi Alweni mengatakan, berdasar data terbaru, arus mudik kemarin belum bisa dipastikan puncak arus mudik.
Karena berdasar data produksi angkutan puncak tahun lalu dibandingkan dengan data mudik dari H-7 hingga H-4, diperkirakan masih banyak yang belum mudik.
“Diperkirakan sekitar 48 persen belum menyeberang, termasuk prediksi pertumbuhan 5 persen,” jelasnya.
Perbandingan data mudik tahun 2018 dan 2019, total dari H-7 hingga H-4 sebanyak 48.230 unit, tahun lalu total dari H-7 hingga H-1 sebanyak 84.201 unit.
Roda empat total dari H-7 hingga H-4 sebanyak 26.629 unit, tahun lalu total dari H-7 hingga H-1 sebanyak 45.251 unit.
Sementara penumpang hingga H-4 sebanyak 238.416 orang, sedangkan tahun lalu keseluruhan penumpang yang mudik sebanyak 408.582 orang.
“Masih banyak yang belum menyeberang, baik penumpang, roda dua maupun roda empat,” terang Fahmi Alweni.
Kabagops Polres Jembrana Kompol Mahfud Didik Wiratmoko mengatakan, dari hari Sabtu atau H-4 hingga Minggu H-3 kemarin terjadi lonjakan drastis baik roda empat dan roda dua.
Peningkatan signifikan pada roda empat, sehingga rekayasa lalu lintas dilakukan dengan pengalihan arus dari Gelung Kori dimasukkan ke parkir kargo ribuan kendaraan.
Kemudian ditampung ke setiap gang sekitar 750 unit dan selanjutnya diarahkan ke pelabuhan. Sebelum masuk pelabuhan, ditampung lagi di terminal kargo samping pelabuhan.
“Kendaraan yang masuk ke pelabuhan parkir dulu di parkir dalam pelabuhan sebelum masuk kapal,” terangnya.
Padatnya kendaraan ini membuat antrean masuk kapal cukup lama. Karena terhambat jumlah kapal yang beroperasi 32 unit dan terbatasnya waktu bongkar muat kapal.
“Meski bongkar muat kapal cepat, namun kapal yang mau menyandar sedikit lama karena faktor cuaca. Di mana angin kencang yang menghambat pelayaran,” terangnya.