Salah satu antrean panjang di Pelabuhan Gilimanuk pada arus mudik tahun ini, dialami truk Jawa-Bali. Truk angkutan barang yang mayoritas membawa kebutuhan pokok untuk Bali dan Nusa Tenggara Barat tersebut, terjebak antrean panjang hingga harus tertahan masuk pelabuhan lebih dari 10 jam.
M.BASIR, Gilimanuk
PANTAUAN Jawa Pos Radar Bali di Pelabuhan Gilimanuk, antrean panjang truk yang akan masuk Pelabuhan Gilimanuk sempat menyentuh angka 2 kilometer dari pelabuhan.
Truk yang mayoritas tanpa muatan tersebut, antre di Jalan Utama Denpasar –Gilimanuk, untuk masuk di jalur khusus truk di loket dekat dermaga LCM Pelabuhan Gilimanuk.
Selain truk, jalur tersebut juga untuk bus antar kota antar provinsi (AKAP). Sehingga, menambah panjang antrean kendaraan.
Sementara di Pelabuhan Gilimanuk, diberlakukan pengaturan dengan memprioritaskan roda dua dan roda empat yang masuk pelabuhan dan menyeberang ke Pelabuhan Ketapang.
“Sebagian besar memang truk kosong, jadi diminta untuk bersabar karena kendaraan kecil didahulukan, nyeberang,” kata Warsito,
sopir truk yang baru selesai mengantar pasokan makanan ringan ke Denpasar, ditemui di areal Pelabuhan Gilimanuk, Minggu (2/6) lalu.
Akibat lamanya antre tersebut, sopir truk mengeluhkan pengaturan lalu lintas masuk Pelabuhan Gilimanuk yang mengutamakan motor dan kendaraan pribadi untuk menyeberang ke pulau Jawa.
Karena bekal untuk mengantar barang, termasuk untuk membeli bahan bakar dan makan selama perjalanan sebelumnya tidak ada tambahan.
“Ngak nyangka bakal macet begini, ongkos yang dibawa secukupnya,” ujar sopir truk lainnya. Bahkan, karena tidak mengira akan mengalami antrean panjang,
ada sopir truk yang terpaksa meminjam uang pada sesama sopir karena bekal untuk makan habis sebelum sampai tujuan.
Selama menunggu antrean selama 10 jam lebih, biaya makan minum membengkak dari biasanya sehingga banyak yang mengeluh kekurangan bekal.
Di sisi lain, meski harus antre lama para sopir truk ini juga ada yang mudik untuk merayakan lebaran di rumah bersama keluarga.
Sehingga, sempat ada protes dari sopir truk yang tidak dipaksa harus mengalah dari pengendara roda empat dan roda. “Saya juga mau lebaran di rumah, bukan di jalan,” terangnya.
Sopir truk yang antre hingga 10 jam lebih, akhirnya bisa menyeberang. Saat kondisi antrean kendaraan roda empat dan roda dua mulai berkurang,
truk dan bus yang sebelumnya antre cukup lama berangsur diseberangkan ke Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi.
Pengaturan dengan memprioritaskan kendaran kecil dan motor tersebut, selain karena ada aturan tentang aturan pembatasan kendaraan barang di jalan nasional untuk memaksimalkan angkutan kapal.
Jika hanya memuat truk, maka kapasitas kapal hanya diisi dengan truk yang jumlahnya lebih sedikit.
Disamping itu, kendaraan kecil atau roda empat dan motor jumlahnya lebih banyak dari truk, sehingga mendapat prioritas untuk menyeberang.
“Satu kapal kalau hanya memuat truk, mungkin hanya sedikit yang diseberangkan. Tapi kalau kendaraan kecil jumlahnya lebih banyak,” kata Kabagops Polres Jembrana Kompol Mahfud Didik Wiratmoko. (*)