29.3 C
Jakarta
22 November 2024, 11:16 AM WIB

Adu Cepat, Mobil Remote Control Libas Jalur Offroad

SUKASADA – Penggemar olahraga offroad rupanya tak harus memiliki kendaraan asli untuk menyalurkan hobinya.

Menyalurkan hobi menggunakan mobil remote control (RC) pun sudah cukup menantang. Sejumlah penghobi mobil RC adventure pun menyalurkan hobinya dengan menggelar balapan khusus mobil RC.

Lomba itu digelar di sebuah areal perkebunan yang terletak di Lingkungan Sangket, Kelurahan Sukasada. Lomba itu diikuti 35 orang penghobi RC adventure di seluruh Bali.

Layaknya balap offroad sungguhan, lomba bagi penghobi RC ini juga dibagi dalam special stage (SS) tertentu. Total ada 5 SS yang dilombakan.

Lomba yang diselenggarakan pun dibagi dalam tiga kelas. Masing-masing 1.9 extreme KRAI, 1.9 street scale, dan hardbody. Seluruhnya merujuk ke regulasi Kejurnas RC Adventure Indonesia (KRAI).

Lomba ini juga menghadirkan halangan-halangan tertentu bagi para pengendali RC. Mobil ditantang melintasi jalur becek, rintangan berupa batu besar seukuran kepala, hingga jalur lompatan berupa batang kayu.

Para pengemudi ditantang mengendalikan mobil hingga batas kemampuannya. Untuk kelas extreme misalnya. Mobil ditantang menyelesaikan jalur SS hingga habis-habisan.

Sejumlah pengemudi mobil RC bahkan harus menyerah, karena mobilnya tak bisa menaklukan jalur tanjakan.

Hal lebih menantang tersaji di kelas hardbody. Para pengemudi bukan hanya ditantang memainkan teknik, namun juga strategi.

Mobil diizinkan menggunakan alat bantu berupa derek kawat yang terpasang pada mobil bemper. Tak jarang mesin mobil yang turun di kelas ini harus keluar asap, gara-gara tak mampu menaklukan tanjakan.

Ketua Komunitas RC Adventure Bali Bersatu (Rabber) Ray Irwan mengatakan, lomba kemarin merupakan bagian dari Kejuaraan Daerah (Kejurda) yang digelar tiap tahunnya.

Buleleng menjadi tuan rumah kejuaraan seri ketiga – dari lima seri yang direncanakan. Sebelumnya kejuaraan seri pertama telah digelar di Marga, dan seri kedua diselenggarakan di Badung.

“Ini juga bagian persiapan Kejurnas yang diselenggarakan bulan September. Memang biasanya kami pembibitan dulu di kejurda, setelah itu baru ke kejurnas,” kata Irwan.

Menurutnya lomba offroad menggunakan RC sebenarnya bukan hal yang baru. Komunitas RC adventure sebenarnya sudah eksis sejak 10 tahun lalu. Namun aktifitasnya baru terdengar gaungnya sejak dua tahun terakhir.

Hobi RC adventure juga bukan hobi yang murah. Untuk kelas hardbody misalnya, para penghobi bisa menghabiskan biaya Rp 7 juta hingga Rp 25 juta untuk mengoprek sebuah mobil.

Beda lagi untuk kelas extreme. Di kelas itu penghobi bisa menghabiskan biaya minimal Rp 10 juta hingga Rp 35 juta per mobil.

“Mungkin itu yang menyebabkan olahraga ini hobi ini dibilang eksklusif. Sebenarnya tidak juga. Kami selalu terbuka bagi yang ingin tahu tentang komunitas ini. Termasuk berbagi pengetahuan untuk teknik main atau oprek mobil,” katanya. 

SUKASADA – Penggemar olahraga offroad rupanya tak harus memiliki kendaraan asli untuk menyalurkan hobinya.

Menyalurkan hobi menggunakan mobil remote control (RC) pun sudah cukup menantang. Sejumlah penghobi mobil RC adventure pun menyalurkan hobinya dengan menggelar balapan khusus mobil RC.

Lomba itu digelar di sebuah areal perkebunan yang terletak di Lingkungan Sangket, Kelurahan Sukasada. Lomba itu diikuti 35 orang penghobi RC adventure di seluruh Bali.

Layaknya balap offroad sungguhan, lomba bagi penghobi RC ini juga dibagi dalam special stage (SS) tertentu. Total ada 5 SS yang dilombakan.

Lomba yang diselenggarakan pun dibagi dalam tiga kelas. Masing-masing 1.9 extreme KRAI, 1.9 street scale, dan hardbody. Seluruhnya merujuk ke regulasi Kejurnas RC Adventure Indonesia (KRAI).

Lomba ini juga menghadirkan halangan-halangan tertentu bagi para pengendali RC. Mobil ditantang melintasi jalur becek, rintangan berupa batu besar seukuran kepala, hingga jalur lompatan berupa batang kayu.

Para pengemudi ditantang mengendalikan mobil hingga batas kemampuannya. Untuk kelas extreme misalnya. Mobil ditantang menyelesaikan jalur SS hingga habis-habisan.

Sejumlah pengemudi mobil RC bahkan harus menyerah, karena mobilnya tak bisa menaklukan jalur tanjakan.

Hal lebih menantang tersaji di kelas hardbody. Para pengemudi bukan hanya ditantang memainkan teknik, namun juga strategi.

Mobil diizinkan menggunakan alat bantu berupa derek kawat yang terpasang pada mobil bemper. Tak jarang mesin mobil yang turun di kelas ini harus keluar asap, gara-gara tak mampu menaklukan tanjakan.

Ketua Komunitas RC Adventure Bali Bersatu (Rabber) Ray Irwan mengatakan, lomba kemarin merupakan bagian dari Kejuaraan Daerah (Kejurda) yang digelar tiap tahunnya.

Buleleng menjadi tuan rumah kejuaraan seri ketiga – dari lima seri yang direncanakan. Sebelumnya kejuaraan seri pertama telah digelar di Marga, dan seri kedua diselenggarakan di Badung.

“Ini juga bagian persiapan Kejurnas yang diselenggarakan bulan September. Memang biasanya kami pembibitan dulu di kejurda, setelah itu baru ke kejurnas,” kata Irwan.

Menurutnya lomba offroad menggunakan RC sebenarnya bukan hal yang baru. Komunitas RC adventure sebenarnya sudah eksis sejak 10 tahun lalu. Namun aktifitasnya baru terdengar gaungnya sejak dua tahun terakhir.

Hobi RC adventure juga bukan hobi yang murah. Untuk kelas hardbody misalnya, para penghobi bisa menghabiskan biaya Rp 7 juta hingga Rp 25 juta untuk mengoprek sebuah mobil.

Beda lagi untuk kelas extreme. Di kelas itu penghobi bisa menghabiskan biaya minimal Rp 10 juta hingga Rp 35 juta per mobil.

“Mungkin itu yang menyebabkan olahraga ini hobi ini dibilang eksklusif. Sebenarnya tidak juga. Kami selalu terbuka bagi yang ingin tahu tentang komunitas ini. Termasuk berbagi pengetahuan untuk teknik main atau oprek mobil,” katanya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/