DENPASAR – Pembangunan Jalan Pintas (Shortcut) ruas Mengwi-Singaraja dengan panjang sekitar 12,76 kilometer terus dikebut.
Jalan pintas tersebut akan memperpendek jarak tempuh dari semula sepanjang 13,46 kilometer dengan mengurangi jumlah kelokan yang ada.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pengembangan jalan yang menghubungkan dari Denpasar ke Singaraja tersebut sangat dibutuhkan karena saat ini kondisinya sempit dan berkelok-kelok.
Jalan pintas tersebut akan dibangun pada 10 lokasi. Lokasinya untuk titik 1 sampai 4 di wilayah Kabupaten Tabanan yang tujuannya untuk mengurai kemacetan, sedangkan titik 5 sampai 10 dibangun di Kabupaten Buleleng.
“Di Bali kita menghindari membangun tol, karena ekonomi kerakyatannya sangat menonjol. Dari 10 lokasi diprioritaskan yang titik 5 dan 6, karena ada 15 kelokan dengan shortcut jadi hanya 5 kelokan. Selain itu juga tanjakannya yang tadi 10 -15 derajat sehingga macet dan tidak nyaman, nantinya turun lebih landai tingkat kemiringannya menjadi 6 derajat,” ujar Basuki.
Dikatakan, saat ini progress pembangunan jalan pintas pada titik 5 dan 6 sepanjang 1.950 meter tersebut saat ini sudah 50,73 persen.
“Nilai kontraknya sekitar Rp 128 miliar untuk shortcut titik 5 dan 6 dengan kontraktor PT. Adhi Karya dan PT. Cipta Strada (KSO), mudah-mudahan Desember 2019 selesai,” ujarnya.
Total panjang jalan pintas pada titik 5 dan 6 tersebut terdiri dari pembangunan jembatan sepanjang 210 meter dan jalan 1.740 meter.
Seluruh ruas jalan pintas akan dibangun dengan lebar jalan 7 meter dan bahu jalan dua meter. Sedangkan untuk pembangunan jalan pintas pada titik 3 sepanjang 480 meter, Basuki mengatakan juga sudah dalam tahap konstruksi dengan anggaran Rp 12,1 miliar dan progress sebesar 10,22 persen.
Selanjutnya untuk shortcut pada titik 4 dalam persiapan kontrak. Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional(BBPJN) VIII Kementerian PUPR I Ketut Darmawahana mengatakan, pembangunan shortcut titik 5-6 bertujuan untuk meningkatkan kenyamanan pengguna jalan.
Sedangkan untuk titik 3-4 juga akan membantu mengurai simpul kemacetan lalulintas di Simpang Kebun Raya Bedugul.
Menurut Darma, hingga saat ini belum ditemui kendala dalam pembangunan jalan tersebut. Keberadaan shortcut sangat penting untuk menciptakan pemerataan pembangunan antara Bali Utara dan Selatan.
Selain itu, Buleleng juga memiliki potensi pariwisata yang luar biasa, yang dengan shotcut ini diharapkan akan bisa terus berkembang.