29.3 C
Jakarta
22 November 2024, 10:42 AM WIB

Sempat Hendak Menyerah, Ucap Syukur Bahagia Dapat Pelajaran Hidup

Olahraga bersepeda memang sedang digemari. Apalagi kalau acara touring jarak jauh punya kenikmatan tersendiri bagi mereka para penghobi.

 

 

ZULFIKA RAHMAN, Denpasar

MESKI melelahkan, tapi menurut mereka terbayar lunas kenikmatannya. “Banyak pengalaman kami dapatkan lewat kegiatan bersepeda ini.

Singgah di beberapa daerah yang kami lewati, membuat kami banyak menyerap pelajaran hidup,” kata Arie Dagienkz saat ditemui di Rumah Sanur, Selasa malam lalu (18/6).

Pria yang akrab disapa Dagienkz ini menempuh perjalanan panjang, mengendarai sepeda onthel dari Jakarta menuju Denpasar, bersama Nirina Zubir, sang suami Ernest Syarif, Ade Putri Paramadita, Yuda Putra, dan Baharudin.

Namun, Bahar akhirnya hanya ikut sampai Pasuruan, Jawa Timur tempat asalnya. Mereka berangkat dari Jakarta hari Kamis (6/6), sehari setelah Lebaran Idul Fitri.

Enam orang tiba di Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, Minggu (16/6). Mereka sempat menginap sehari di Jembrana.

Kelima orang tersebut melanjutkan perjalanan menuju Denpasar sehari setelahnya, hingga menyelesaikan total jarak tempuh 1.200 kilometer selama 12 hari. 

Selama perjalanan, pria yang juga berprofesi sebagai penyiar radio ini menuturkan  bahwa ada banyak pengalaman yang didapat selama 12 hari melakukan perjalanan bersepeda.

Seperti bagaimana cara menjalin interaksi dengan masyarakat yang memiliki latar budaya berbeda, spiritual, hingga berterima kasih kepada alam.

“Bersepeda ini sensasinya terasa beda. Kalau pakai kendaraan seperti mobil dan motor mungkin hanya sekadar perjalanan yang lewat begitu saja.

Tapi, kalau bersepeda kamu bakal bersentuhan langsung dengan jalan, dengan orang yang kami temui,” paparnya.

Rencana bersepeda tersebut menurutnya sudah ada sejak 2010 lalu. Namun, baru kesampaian tahun ini. Ini setelah adanya ajakan dari Ade Putri yang memiliki ide tersebut yang kemudian disambut oleh Dagienkz.

Padahal saat diajak tersebut dia masih berada dalam masa perawatan setelah menjalani proses operasi pemasangan ring pada bagian jantung akibat sakit yang dideritanya.

“Awalnya mau diajak tahun depan (2020), tapi aku bilang kenapa nggak tahun ini aja. Akhirnya izin sama dokter diperbolehkan.

Tapi, di perjalanan aku selalu komunikasi kirim data detak jantung, dan kata dokter tidak ada masalah ya lanjut,” tutur pria yang juga seorang presenter ini.

Selama perjalanan ada banyak tantangan yang dihadapi pemilik nama asli Arie Apriludy ini. Salah satunya dari track yang cukup menantang. Banyak jalanan yang menanjak tajam, seperti Alas Roban, Batang, Jawa Tengah.

Namun, kata dia, tantangan tersebut masih belum seberapa, ketimbang saat melintas di salah satu daerah Semarang – Solo.

“Aku lupa nama tempatnya, pokoknya jalannya nanjak banget. Tapi, dalam hati aku tekankan semangat pasti bisa.

Selain itu aku ngeliat teman-teman yang begitu semangat,” jelasnya, yang juga ditimpali Nirina Zubir yang malam itu duduk di sampingnya.

Disinggung soal misi, Ade Putri mengungkapkan bahwa perjalanan bersepeda tersebut tanpa misi apa pun. Mengalir begitu saja.

“Hanya sekadar bersepeda saja sih. Seperti pengalaman, tantangan, dan pembelajaran selama perjalanan itu ditemui secara alami,” tuturnya. 

Selama ini, di Jakarta tempat mereka tinggal, bersepeda jadi pilihan transportasi yang menyenangkan.

Selain berolahraga, juga bisa menjadi alternatif untuk menyiasati kondisi kemacetan yang terjadi di seputaran kota Jakarta.

“Selain mengisi waktu olahraga, bisa juga jadi alat transportasi saat bekerja. Sejauh ini, aktivitas bersepeda kami itu seputaran Jakarta saja,” jelas Ade.

Dalam perjalanan menuju Bali, enam orang tersebut beristirahat ketika sudah menempuh jarak 25 kilometer.

Waktu yang ditentukan untuk bersepeda dilakukan sejak pukul 06.00 pagi hari sampai pukul 19.00 malam hari.

“Jalannya ada yang lewat kampung-kampung juga. Nginep-nya itu kebanyakan di tempat teman-teman, tapi kadang juga sewa penginapan,” sambung Ade.

Tantangan yang ditemui selama perjalanan lebih pada kondisi fisik dan kondisi jalan yang terjal. Disinggung mengenai persiapan kata Ade, secara teknis itu seperti obat-obatan, beberapa pakaian dan lainnya.

“Tantangan lain yang menurutku cukup menantang selain kondisi track, itu cuaca yang panas,” paparnya.

Sementara itu, Nirina Zubir yang melakukan perjalanan bersama sang suami Ernest, juga mengajak dua anaknya. Namun dua anaknya tersebut tidak diajak bersepeda.

“Mereka ada di mobil. Karena aku dan suami sebelum berangkat itu memang menyiapkan mobil evakuasi yang terus

mengikuti perjalanan kami. Nah, anak itu ada di dalam mobil itu, jadi tetap dekat sama anak. Tenang gitu,” tuturnya.

Menempuh jarak hingga 1.200 kilometer dengan sepeda tidak pernah terbayangkan oleh pasangan yang menikah tahun 2009 silam ini.

Namun, kegemaran bersepeda itu suami istri itu sudah berlangsung sejak beberapa tahun belakangan ini.

Meski sebelumnya hanya di seputaran Jakarta saja. “Jarak bersepeda kami di Jakarta hanya sampai 100 kilometer saja.

Jadi, ini pengalaman menarik bagi aku dan suami. Ketika berbelanja di warung atau minimarket mereka kaget,” akunya.

Pemeran dalam film Get Married ini menjelaskan banyak hal unik yang ditemui dalam perjalanan. Padahal banyak yang meragukan kesanggupan Nirina bersepeda Jakarta – Denpasar.

“Tapi, selama perjalanan itu kadang beberapa kali berpisah. Kadang ada yang duluan, aku juga sempat mampir ke rumah saudara di Malang ketemunya di Bangil. Keep contact aja sih. Ini seru banget,” bebernya.

Pengalaman menarik lainnya juga dirasakan Arie Dagienkz. Itu terjadi saat ia memasuki wilayah Mojokerto.

Saat itu, Dagienkz memutuskan untuk melanjutkan perjalanan saat kelima temannya tersebut berhenti untuk mengisi perut di Jombang.

“Aku duluan, karena aku udah makan. Sampai di Mojokerto, aku ternyata nyasar ke jalan kampung-kampung.

Sampai aku melewati satu jembatan, aku sempat mengabadikan momen tuh, di IG (instagram). Karena pemandangannya bagus banget.

Ternyata jembatan itu angker, aku taunya setelah ada yang ngasih tahu di pesan IG. Sempat merinding. Tapi, memang setiap lewat di kawasan hutan gitu aku selalu permisi. Kulo nuwun  gitu. Itu seru banget sih,” akunya.

Ternyata pengamalan ini bikin ketagihan. Dia berharap, ke depan bisa melangsungkan perjalanan yang lebih jauh lagi dengan menggunakan sepeda. (*)

 

 

 

 

Olahraga bersepeda memang sedang digemari. Apalagi kalau acara touring jarak jauh punya kenikmatan tersendiri bagi mereka para penghobi.

 

 

ZULFIKA RAHMAN, Denpasar

MESKI melelahkan, tapi menurut mereka terbayar lunas kenikmatannya. “Banyak pengalaman kami dapatkan lewat kegiatan bersepeda ini.

Singgah di beberapa daerah yang kami lewati, membuat kami banyak menyerap pelajaran hidup,” kata Arie Dagienkz saat ditemui di Rumah Sanur, Selasa malam lalu (18/6).

Pria yang akrab disapa Dagienkz ini menempuh perjalanan panjang, mengendarai sepeda onthel dari Jakarta menuju Denpasar, bersama Nirina Zubir, sang suami Ernest Syarif, Ade Putri Paramadita, Yuda Putra, dan Baharudin.

Namun, Bahar akhirnya hanya ikut sampai Pasuruan, Jawa Timur tempat asalnya. Mereka berangkat dari Jakarta hari Kamis (6/6), sehari setelah Lebaran Idul Fitri.

Enam orang tiba di Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, Minggu (16/6). Mereka sempat menginap sehari di Jembrana.

Kelima orang tersebut melanjutkan perjalanan menuju Denpasar sehari setelahnya, hingga menyelesaikan total jarak tempuh 1.200 kilometer selama 12 hari. 

Selama perjalanan, pria yang juga berprofesi sebagai penyiar radio ini menuturkan  bahwa ada banyak pengalaman yang didapat selama 12 hari melakukan perjalanan bersepeda.

Seperti bagaimana cara menjalin interaksi dengan masyarakat yang memiliki latar budaya berbeda, spiritual, hingga berterima kasih kepada alam.

“Bersepeda ini sensasinya terasa beda. Kalau pakai kendaraan seperti mobil dan motor mungkin hanya sekadar perjalanan yang lewat begitu saja.

Tapi, kalau bersepeda kamu bakal bersentuhan langsung dengan jalan, dengan orang yang kami temui,” paparnya.

Rencana bersepeda tersebut menurutnya sudah ada sejak 2010 lalu. Namun, baru kesampaian tahun ini. Ini setelah adanya ajakan dari Ade Putri yang memiliki ide tersebut yang kemudian disambut oleh Dagienkz.

Padahal saat diajak tersebut dia masih berada dalam masa perawatan setelah menjalani proses operasi pemasangan ring pada bagian jantung akibat sakit yang dideritanya.

“Awalnya mau diajak tahun depan (2020), tapi aku bilang kenapa nggak tahun ini aja. Akhirnya izin sama dokter diperbolehkan.

Tapi, di perjalanan aku selalu komunikasi kirim data detak jantung, dan kata dokter tidak ada masalah ya lanjut,” tutur pria yang juga seorang presenter ini.

Selama perjalanan ada banyak tantangan yang dihadapi pemilik nama asli Arie Apriludy ini. Salah satunya dari track yang cukup menantang. Banyak jalanan yang menanjak tajam, seperti Alas Roban, Batang, Jawa Tengah.

Namun, kata dia, tantangan tersebut masih belum seberapa, ketimbang saat melintas di salah satu daerah Semarang – Solo.

“Aku lupa nama tempatnya, pokoknya jalannya nanjak banget. Tapi, dalam hati aku tekankan semangat pasti bisa.

Selain itu aku ngeliat teman-teman yang begitu semangat,” jelasnya, yang juga ditimpali Nirina Zubir yang malam itu duduk di sampingnya.

Disinggung soal misi, Ade Putri mengungkapkan bahwa perjalanan bersepeda tersebut tanpa misi apa pun. Mengalir begitu saja.

“Hanya sekadar bersepeda saja sih. Seperti pengalaman, tantangan, dan pembelajaran selama perjalanan itu ditemui secara alami,” tuturnya. 

Selama ini, di Jakarta tempat mereka tinggal, bersepeda jadi pilihan transportasi yang menyenangkan.

Selain berolahraga, juga bisa menjadi alternatif untuk menyiasati kondisi kemacetan yang terjadi di seputaran kota Jakarta.

“Selain mengisi waktu olahraga, bisa juga jadi alat transportasi saat bekerja. Sejauh ini, aktivitas bersepeda kami itu seputaran Jakarta saja,” jelas Ade.

Dalam perjalanan menuju Bali, enam orang tersebut beristirahat ketika sudah menempuh jarak 25 kilometer.

Waktu yang ditentukan untuk bersepeda dilakukan sejak pukul 06.00 pagi hari sampai pukul 19.00 malam hari.

“Jalannya ada yang lewat kampung-kampung juga. Nginep-nya itu kebanyakan di tempat teman-teman, tapi kadang juga sewa penginapan,” sambung Ade.

Tantangan yang ditemui selama perjalanan lebih pada kondisi fisik dan kondisi jalan yang terjal. Disinggung mengenai persiapan kata Ade, secara teknis itu seperti obat-obatan, beberapa pakaian dan lainnya.

“Tantangan lain yang menurutku cukup menantang selain kondisi track, itu cuaca yang panas,” paparnya.

Sementara itu, Nirina Zubir yang melakukan perjalanan bersama sang suami Ernest, juga mengajak dua anaknya. Namun dua anaknya tersebut tidak diajak bersepeda.

“Mereka ada di mobil. Karena aku dan suami sebelum berangkat itu memang menyiapkan mobil evakuasi yang terus

mengikuti perjalanan kami. Nah, anak itu ada di dalam mobil itu, jadi tetap dekat sama anak. Tenang gitu,” tuturnya.

Menempuh jarak hingga 1.200 kilometer dengan sepeda tidak pernah terbayangkan oleh pasangan yang menikah tahun 2009 silam ini.

Namun, kegemaran bersepeda itu suami istri itu sudah berlangsung sejak beberapa tahun belakangan ini.

Meski sebelumnya hanya di seputaran Jakarta saja. “Jarak bersepeda kami di Jakarta hanya sampai 100 kilometer saja.

Jadi, ini pengalaman menarik bagi aku dan suami. Ketika berbelanja di warung atau minimarket mereka kaget,” akunya.

Pemeran dalam film Get Married ini menjelaskan banyak hal unik yang ditemui dalam perjalanan. Padahal banyak yang meragukan kesanggupan Nirina bersepeda Jakarta – Denpasar.

“Tapi, selama perjalanan itu kadang beberapa kali berpisah. Kadang ada yang duluan, aku juga sempat mampir ke rumah saudara di Malang ketemunya di Bangil. Keep contact aja sih. Ini seru banget,” bebernya.

Pengalaman menarik lainnya juga dirasakan Arie Dagienkz. Itu terjadi saat ia memasuki wilayah Mojokerto.

Saat itu, Dagienkz memutuskan untuk melanjutkan perjalanan saat kelima temannya tersebut berhenti untuk mengisi perut di Jombang.

“Aku duluan, karena aku udah makan. Sampai di Mojokerto, aku ternyata nyasar ke jalan kampung-kampung.

Sampai aku melewati satu jembatan, aku sempat mengabadikan momen tuh, di IG (instagram). Karena pemandangannya bagus banget.

Ternyata jembatan itu angker, aku taunya setelah ada yang ngasih tahu di pesan IG. Sempat merinding. Tapi, memang setiap lewat di kawasan hutan gitu aku selalu permisi. Kulo nuwun  gitu. Itu seru banget sih,” akunya.

Ternyata pengamalan ini bikin ketagihan. Dia berharap, ke depan bisa melangsungkan perjalanan yang lebih jauh lagi dengan menggunakan sepeda. (*)

 

 

 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/